22 Februari 2009
Materi pemahaman politik di papua
Materi pemahaman politik di papua
"Orang bijak melihat ada hal-hal yang lebih berharga dari pada hidup, dan lebih mengutamakan hal-hal tersebut dari pada hidup itu sendiri”.
(J.J. Roseaou)
"Upaya pencarian makna di tengah kemajuan teknologi akan menjanjikan harapan (rising expectation) atau bahkan menimbulkan frustasi (rising frustation)”.
(Jhon Naisitt, Nana Naisbit, Dougllas Philips)
1. Politik
Pengertian politik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala sosial yang selalu berubah, dan juga mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk individu yang bisa rasional dan juga bisa irasional.
Dalam kajian politik ini ada lima (5) pandangan mengenai politik yang perlu kita ketahui:
1.Politik adalah usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan mewuudkan kepentingan bersama (aliran klasik) pandangan ini bersifat normatif
2.Politk adalah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan pemerintah (pendekatan kelembagaan).
3.Politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat (pendekatan kekuasaan).
4.Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebutuhan umum (pendekatan fungsionalisme)
5.Politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan atau mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting (pendekatan konflik)
Manusia yang bijak dan cerdas setidaknya memiliki karakter sebagai seorang yang selalu berusaha mengoptimalkan nalar dam memiliki kematangan berpikir. Mulut bisa diam diam namun otak selalu berbicara, bahkan dalam mengejar seuatu yang memang penting tidaklah bijaksana untuk melibatkan emosi secara mendalam. Sebab tidak ada permasalahan tanpa penyelesaiannya.
(betrand Russel, The Conquest of happiness, london unwin bokks, 1975, hal180-181)
kehidupan manusia saat ini sudah pada sampai pada keadaan krisis multidimensional yaitu krisis intelektual, moral, spiritual, sebagai alur-alur politik yang seharusnya berjalan sesuai dengan jalurnya, sekarang telah dibengkokkan dan tidak lagi berjalan diatas rel politik yang sesungguhnya. Kalaupun ada usaha untuk menyelesaikannya, itu hanya berupa coba-coba dari fungsi intelektual yang ingin memetakan kapasitasnya untuk menyelesaikan “kehidupan buruk” bangsa ini. Dari hasil pemikiran diatas maka timbul suatu pertanyaan; apakah dengan material yang mencukupi itu, menjamin tercapainya kebahagiaan hidup? Maka jawaban dari saya adalah jika kebahagiaan dibangun diatas material dan itu adalah dari hasil tipu daya yang dilakukan oleh elite politik, baik daerah maupun nasional. Maka kebahagiaan itu tidak akan bertahan lama, dia akan mudah runtuh dan hancur.
Asumsi kedua yang juga perlu diketahui dalam hal berpolitik adalah
1.Setiap masyarakat menghadapi kelangkaan dan keterbatasan sumber-sumber sehingga konflik selalu timbul dalam proses penentuan distribusi
2.Kelompok yang dominan (pemerintah) menentukan distribusi atau mengalokasikan melalui keputusan politik
3.Pemerintah mengalokasikan kebeberapa kelompokdan individu, tetapi mengurangi atau tidak mengalokasikan kepada individu atau kelompok yang lain. Oleh karena itu kebijakan-kebijakan pemerintah tidak pernah menguntungkan semua pihak
4.Ada tekanan terus-menerus untuk mengalokasikan sumber-sumber yang langka
5.Tekanan-tekanan tersebut membuat kelompok atau individu yang diuntungkan berupaya keras untuk mempertahankan struktur yang menguntungkan tersebut
6.Semakin mampu pemerintah meyakinkan bahwa sistem politik yang ada memiliki legitimasi, maka semakin mantap penguasa dan kelompok yang diuntungkan dalam perjuangan mereka menghadapi golongan yng menghendaki perubahan
7.Banyak kebijakan ideal yang dimasukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, ternyata hanya berupa pemecahan yang semu, sebab sulit untuk dilaksanakan dalam kenyataannya
8.Dalam politik tidak ada yang serba gratis, maksudnya setiap aksi yang dilakukan selalu ada ongkos yang harus di bayar atau resiko yang mesti ditanggung.
Dengan demikian maka sistem politik yang dijalankan oleh elit politik, baik itu di daerah atau lokal maupun nasional adalah politik adu domba yang telah diadopsi dari zaman kolonial Belanda
Berikut tokoh-tokoh politik yang pertama mempelopori politik
1.Plato; zaman yunani kuno (427-347 sm)dan Aristoteles (384-322 sm)
2.Dante; abad pertengahan (sebelum abad 15) dititik beratkan pada hubungan antara negara dengan gereja
3.Nichollo Machiaveli; permulaan zaman modern (1429-1527) perhatinnya pada negara dan pemerintah dalam bukunya the prince yang memisahkan politik dari etika
4.Thomas Hobbes; zaman modern pada abad 16,17 dan 18 (1588-1676), Jhon Locke (1632-1704), Montesqieu (1689-1755) dan J.J Rosseau (1712-1778) perhatian banyak orang yang ditujukan kepada buku dan lembaga-lembaga negara.
5.Charles E, Merriam dan George E. G. Catlin; abad 19 dan20
Baca selanjunya di Episode/ postingan berikutnya.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar