15 November 2009

10 Tips Menemukan dan Memelihara Hubungan Asmara


10 Tips Menemukan dan Memelihara Hubungan Asmara

1. Jangan jatuh cinta dengan seseorang yang sangat berpotensi. Terlalu banyak pria dan wanita yang memilih teman atau tinggal dalam hubungan dengan harapan bahwa orang lain akan berubah.

Jujurlah dan jadilah diri sendiri dan bertanya: "Dapatkah saya mencintai orang ini dengan cara yang sebenarnya dimana mereka sekarang tanpa harapan untuk berubah?" jika tidak, carilah yang lain.

2. Jangan memusingkan nafsu birahi. Dalam perasaan yang terburu-buru, orang melakukan hubungan seksual akan menciptakan suatu keintiman yang salah, yang akan menuju kekecewaan.

Sisihkan waktu untuk menciptakan hubungan emosional yang asli dan membiarkan hubungan seksual yang penuh gairah tumbuh.

3. Jangan mengabaikan keputusasaan untuk memiliki suatu hubungan. Misalnya, jika dia membuat suatu pernyataan seperti "Saya tidak melaksanakan komitmen dengan benar," Percayailah dia.

Tanya pada diri sendiri, "Apakah orang ini bersedia secara emosional dan situsioanal?" (Orang cenderung untuk menghabiskan waktu untuk hobinya kemudian baru pasangannya).

4. Jangan mengasumsikan teman Anda secara "fisik" mengetahui apa yang Anda inginkan dan butuhkan.

Bertanggung jawab untuk mengungkapkan perasaan Anda dan saling membutuhkan satu sama lain. Ini akan menghindari konflik dan hubungan emosional yang dalam diantara Anda.

5. Terima pasangan Anda apa adanya. Ketika pasangan memasuki tahap bulan madu, mereka sering merasa puas satu sama lain.

Teruskan untuk melakukan hal romantis satu sama lain dalam setiap hubungan, tidak hanya di tahap awal. Misalnya, buatlah "date night " sekali seminggu.

6. Bersikaplah empatik terhadap pasangan Anda. Sisihkan beberapa saat rencana Anda dan perhatikan pasangan Anda untuk memahami pemikirannya. Memahami dan mensyahkan perasaan pasangan Anda tidak berarti Anda harus setuju dengan mereka. Jika tidak hal ini berarti Anda harus menyerahkan pada kebutuhan Anda sendiri. Sering kali, perasaan memahami akan berarti lebih untuk pasangan Anda dibanding menjadi benar atau memenangkan pertarungan.

7. Fokuskan pada apa yang Anda sukai dari pasangan Anda dan apa yang telah mereka lakukan dengan benar- alih-alih tentang kesalahan mereka.

8. Kekasih Anda kembali. Orang yang mencintai Anda kembali. Anda tidak akan terlibat dengan seseorang yang akan mencintai Anda.
9. Anda tidak merasa Anda berjalan diatas kulit telur. Jika Anda memiliki perasaan yang kuat dalam perut Anda, itu bukan cinta, melainkan Anda mencoba untuk mendapatkan persetujuan.

10. Hubungan yang sehat akan meningkatkan penghargaan diri.



Untuk mendapatkan hubungan yang harmonis, setiap pasangan perlu untuk mengekspos diri mereka sendiri. Hubungan yang sehat terjadi ketika kedua pasangan merasakan aman untuk menyatakan diri mereka sebenarnya terhadap masing-masing.

by. mr.tigma/erick

14 November 2009

KU TAK MENGERTI


KU TAK MENGERTI

Aku mengenalmu kasih, aku mengerti dan bahkan memahami apa yang ada dalam benakmu, ataupun sesuatu yang akan engkau kerjakan dan lakukan. Kata seorang sahabat kepadaku, entah memang benar dia memahami atau hanya sebatas sebuah ungkapan, namun demikianlah seuntai kata yang di ucapkan dari bibirnya sebelum kemudian dia pergi dan menghilang dari jangkauan mata dan kehidupanku, dan aku tidak tahu lagi sedang apa dan dimana dia sekarang

Sejak saat itu pula dia pergi dari sisiku, tanpa pesan ataupun sebuah alasan yang pasti bagiku, yang dapat meyakinkan diriku bahwa aku telah melakukan sebuah kesalahan yangat fatal bagi perjalanan kisah ini, sehingga membuat dia pergi dariku. Namun inilah realitas kehidupan yang aku alami. Hari-hariku pun terasa sepi seakan tak ada lagi kehidupan dalam dunia ini, sunyi, sepi dan juga gelisah yang selalu hadir menemani kesendirianku. Disaat hatiku mulai gundah, hanyalah tembok dan perabot ruang kamar yag menjadi sasaran tertujunya tatapan mataku, pikiran pun mulai melang-lang buana sendiri tanpa arah yang pasti dan apa yang menjadi fokus dalam pikiranku, hanya yang selalu timbul di dalam pikiranku saat-saat itu adalah; seandainya tembok serta perabot yang ada dalam ruangan kamar ini menpunyai telinga, mulut dan juga mata, mungkin mereka telah mendengarkan jeritan batinku ini, melihat kegelisahan yang aku alami, serta mungkin mereka telah memberikan aku semacam suatu pengertian atau alasan ataupun bukti yang kuat kepadaku, agar aku pun dapat mengerti tentang dirinya dan kesalahan yang aku lakukan pada dirinya.

Kenangan indah yang telah kita lalui bersama, terkadang membuat senang, terkadang juga membuat sedih, biarpun demikian kita selalu jalani bersama dan rasakan pahit serta manisnya kata Cinta itu bersama. Walaupun dia hanya hadir untuk jedah sejenak dalam kehidupanku dan membuka ruang hatiku tentang cinta yang lama telah aku kunci dan kuburkan dalam bilik hatiku yang paling terdalam, sehingga membuat aku bisa bangkit kembali dari tidurku yang panjang. Namun kini semuanya telah berubah sebab cinta yang dahulu indah kini telah menjadi kelabu….. sehingga kini aku hanya dapat menyimpan wajahnya dalam ingatan dan lamunanku, karena kini dia tidak bersamaku lagi dan telah menjadi milik orang lain. Walaupun demikian kisah indah yang telah di lalui bersama tidak dapat dihapus secepat yang dipikirkan (lagunya PETERPAN; Menghapus Jejakmu) dari dalam otak ini. Namun aku harus relakan kepergian dia, sebab itu adalah pilihan serta keputusannya, seperti ada pepatah mengatakan; “Cinta Belum Tentu Bersatu”. Dalam setiap langkah perjalanan kisah ini, telah memberikanku pelajaran yang sangat berarti dalam hidupku, sehingga aku patut berterima kasih untuk dia yang telah menemani aku menjalani kisah ini. Karena itu aku ingin mengatakan bahwa; “Sahabat, sisikanlah sedikit ruang dibilik hatimu yang paling dalam, agar akupun dapat melabuhkan kapal persahabatanku, di dermaga Cinta mu”.

“Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan dan esok adalah misteri, sehingga tidak ada salahnya kita mencobanya hari ini untuk menentukan hari esok yang lebih baik”
By. Mr.Tigma/Erick

06 Oktober 2009

ANak FAKfak


HALAL BI HALAL DI YOGYAKARTA

Dengan berbagai latar belakang yang berbeda, namun dengan satu tujuan mereka hadir di Yogyakarta untuk menempuh pendidikan yang layak atau lebih tinggi. Ditengah-tengah kesibukan mereka dengan kuliah dan juga aktivitas organisasi intern kampus yang padat, namun masih saja ada kegiatan yang mereka (Anak Fakfak) lakukan diluar dari kesibukan mereka tadi; yakni Berbuka bersama dan juga Halal Bi Halal bersama di kota Yogyakarta, demi satu harapan yaitu melestarikan budaya yang telah ada secara turun-temurun dalam tatanan massa rakyat Fakfak; Yakni “Satu Tunggku Tiga Batu”.

Saat diseluruh penjuru dunia, saudara-saudara mereka yang Muslim merayakan hari kemenangan yang disebut dengan Idul Fitri, anak-anak Fakfak yang nota bene adalah mahasiswa inipun tidak ketinggalan, dengan semangat persaudaraan yang ada mereka mencoba membentuk Panitia yang dinamakan dengan Tim Kerja Halal Bi Halal dibawah Paguyuban Keluarga Mahasiswa Fakfak Papua (PKMFP) Se-Yogyakarta. Tim Kerja ini, pada tanggal 20, September 2009.

Waktu kerja dari Tim Kerja adalah satu minggu, namun dengan semangat persatuan dan persaudaraan yang mereka miliki, acara yang dimaksud pun dilaksanakan pada tanggal 28, September 2009 di AULA Asrama Kamasan I Yogyakarta, pada kesempatan itu pula hadir Bapak Hans Maniburi selaku Sesepuh Anak Papua di Yogyakarta, Bapak GBPH Prabu Kusumo selaku Pelindung Organisasi, yang disambut kedatangannya dengan tabuhan gendang (Rebana Hadrat) dari teman-teman yang ditugaskan untuk menabuh gendang. Tim kerja memberikan waktu kepada beberapa orang untuk menyampaikan sambutan, sambutan pertama yang disampaikan oleh saudara Aron Hegemur selaku Koordinator Tim, dalam sambutannya ia melaporkan kinerja kerja Tim dan juga besar dana yang dipakai dalam pelaksanaan acara Halal Bi Halal tersebut, sambutan kedua Oleh Erickson M.Tigtigweria Selaku Ketua PKMFP Se-Yogyakarta sambutannya adalah di titik beratkan pada bagaimana kita mampu menjaga kekerabatan yang sedari turun-temurun telah dijaga dan dilestarikan oleh nenek moyang kita dan bagaimana caranya kita menanggapi kehadiran budaya luar (Westernisasi) yang lagi marak dan mencoba masuk ke segala sendi kehidupan kaum muda sekarang, sambutan ketiga oleh Bpk. Hans Maniburi, selaku Sesepuh dan Orang tua bagi Anak Papua di Yogyakarta, sambutannya; bagaimana kita mendekatkan diri pada yang maha kuasa dan bagaimana kita dapat melakukan yang terbaik untuk negeri dan juga bangsa kita, terlebih untuk negeri tercinta kita Papua Barat, serta sambutan dari Bpk. GBPH Prabukusumo, yang mana dalam sambutannya banyak berbicara tentang kepemimpinan dan juga tentang bagaimana orang papua bisa berbaur dalam massa rakyat yang plural; yakni kita harus bisa; 1. Disiplin, 2. Cara berpakaian, dan juga 3. Perilaku. Yang menjadi persoalan dan banyak disampaikan dalam sambutannya ini karena kebanyakan kita orang papua tidak mampu untuk bergaul dengan orang lain alias exclusif sekali, ego orang papua terlalu tinggi padahal kadang kita tidak mampu dalam hal adu argument dengan orang lain.

Acara yang dimaksud ini dengan manual acaranya sebagai berikut :

Susunan Acara

Halal Bi Halal

No

Waktu

Keterangan

Penangung Jawab

1

16.00-16.05

Pembukaan

Mc

2

16.05-16.10

Qalam Illahi

Ilma Uswanas/Ghalib A Werfete

3

16.10-16.15

16.15-16.20

16.20-16.30

16.30-16.50

Sambutan-Sambutan

Sambutan Koordinator Team

Sambutan Ketua Paguyuban

Sambutan Sepupuh IPMAPA

Sambutan Sepupuh PKMFP

Sambutan Pelindung PKMFP Se-Yogyakarta

Aron Hegemur

Erickson Tigtigweria

Onisimus Kambu/ BPH

-

GBPH Prabu kusumo

4

16.50-17.10

Ceramah Dari Bapak Ustad

Bpk Ustad.

5

17.10-17.25

Isterahat, Jabat Tangan , Di Iringi Hadrat.

Sekalian “Doa’ Makan

Mc, Dkk

Dari Kak Julius Way (Kristen)

6

17.15-17.30

Doa Penutup

Bpk Ustad

7

17.30- Selesai

Penutup (Pulang)

Mc

Tidak ada satu kekuatan di dunia ini yang bisa membungkam

Suatu keadilan, sebab dimana terjadi penindasan disana akan Hadir embrio keadilan !!!

“Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan dan esok adalah misteri, sehingga tidak ada salahnya kita mencobanya hari ini untuk menentukan hari esok yang lebih baik”

By; Mr.Tigma/Erick

24 September 2009

TERTAWA BISA BIKIN JATUH CINTA


TERTAWA BISA BIKIN JATUH CINTA

Cara Anda tertawa, bisa membuat orang lain suka dan timbul rasa cinta. Oleh sebab itu, pandai-pandailah mengatur tawa.


Begitu kata dan saran pakar relationship. Katanya, bila Anda sedang berusaha menarik perhatian lawan jenis, cobalah tertawa. Sebab, tertawa ternyata memainkan peranan penting dalam suatu hubungan.


Jo-Anne Bachorowski, asisten profesor psikologi, Maria Smoski, dan Michael J. Owren, profesor dari Universitas Cornell, menemukan bahwa manusia memiliki suara tawa yang bervariasi.


Tak hanya itu, studi yang dilakukan terhadap 120 mahasiswa Universitas Vanderbilt, diketahui, ternyata suara tawa bisa menarik perhatian orang. Bila kita bisa mengolahnya, tawa dapat menimbulkan rasa cinta.


"Tentunya, suara tawa tergantung pada jenis kelamin. Tapi daya tariknya sangat ditentukan situasi dan kondisi orang itu dan lingkungan sekitar --termasuk siapa yang diajak tertawa," jelas Bachorowski.


"Kami melihat, tertawa sangat efektif --seperti halnya tatapan mata. Dan nyatanya, tanpa disadari, banyak orang yang menggunakan trik tertawa untuk menunjukkan kondisi emosional dan cara merespons sesuatu," imbuhnya.


Bikin orang jadi naksir


Sebenarnya, tawa lebih dari sekedar bumbu pembicaraan. Kita bisa memanfaatkan tawa untuk mengontrol keadaan emosi seseorang --dan diri sendiri, tentunya. Dan nyatanya, banyak orang tertarik pada si murah senyum.


"Bila orang sudah tertarik akan kemurahan senyum Anda, maka Anda bisa membuatnya lebih tertarik --atau dibikin biasa-biasa saja, dengan mengatur nada dan intonasi tawa."


Konon, bila Anda wanita, maka cara terbaik untuk mengoyak pertahanan pria adalah dengan tertawa pada nada agak tinggi disertai gerakan tangan di sekitar dada.


Sebaliknya untuk pria. Konon, wanita lebih tertarik pada pria yang pandai menekan suara tawanya hingga terdengar lebih rendah. Dengan terdengar lebih 'beradab', pria bisa meredam pikiran negatif wanita terhadapnya.

By. Mr.Tigma


19 Mei 2009

Tomein Mahhi Timi dan Mehak (Noken Rokok dan Kopi)

Tomein Mahhi Timi dan Mehak (Noken Rokok dan Kopi)


  • Tomein Mahhi Timi

Tomein Mahhi Timi adalah salah satu hasil karya dari kaum hawa yang berasal dari Kota Fakfak, yang jika dilihat dengan kacamata orang awam, mungkin benda ini bukan sesuatu yang sangat berarti, karena benda ini sudah biasa atau membudaya dimata mereka (Massa Rakyat Fakfak) sehingga tidak antik dan asing lagi. Namun jika kita melihat secara seksama dari kacamata orang yang berpendidikan atau istilahnya kaum intelektual, maka perlu kita telusuri secara detail bahwa; benda ini dibuat dari bahan apa? dan bagaimana mereka mendapatkan bahannya? dan bagaimana pula mereka (kaum hawa) ini membuatnya? menjadi lambang bagi keperkasaan seorang laki-laki asal Fakfak itu sendiri.

Disini pasti ada yang bertanya, apa yang membuat Tomein ini antik…? Padahal bahannya adalah hanya daun dan tali… Ia benar, tapi apakah anda mengetahui cara pengambilan dan proses pembuatannya?


Tomein Mahhi Timi ini ada dua jenis:

  1. Besar

Tomein yang ini didesain khusus agar dapat di pakaikan tali sehingga orang yang menggunakannya dapat menggantungkannya seperti tas, Tomein ini dibuat dengan daun yang agak besar dan di anyam secara telaten oleh tangan-tangan yang terampil untuk membuatnya.

Fungsinya:

Tomein ini akan digunakan sebagai wadah untuk mengisi perlengkapan atau bahan-bahan untuk merokok, seperti Tiumbiyom mahhi timi atau istilah fakfaknya Lopa-lopa, pandoki (daun Nipah) yang biasanya digunakan untuk melinting rokok (tembakau) yang telah dirajang oleh kaum perempuan Fakfak.

  1. Kecil

Tomein ini biasanya dinamakan Tiumbiyom atau istilah Fakfaknya Lopa-lopa, uniknya lagi Tomein atau Tiumbiyom ini adalah Tiumbiyom tidak bertali dan berukuran kecil dan mempunyai tutupan yang berfungsi sebagai penutup agar tembakau yang ada didalamnya dapat awet alias tidak dapat menguap.

Didaerah kami tembakau yang digunakan sebagai bahan rokok oleh kaum pria Fakfak itu dirajang secara sederhana dengan menggunakan sebilah pisau, sebilah papan kayu, dan sebuah anyaman bambu (meit) sebagai alat rajangan serta tempat untuk mengeringkan tembakau hasil rajangannya.


Tomein-Tomein ini biasanya digunakan oleh lelaki yang suka merokok, Tomein Mahi Timi ini juga biasanya dipakai sebagai simbol adat dan pernak-pernik keseharian laki-laki Fakfak. Disisi lain Tomein ini menunjukan bahwa pria yang menggunakan Tomein ini adalah pria yang secara adat sudah siap untuk berumah tangga (kawin), juga Tomein ni biasanya digunakan oleh tetua adat setempat dalam upacara atau ritual-ritual budaya di Kabupaten Fakfak; seperti, Penyambutan Tamu dari luar (Adat maupun Pemerintah), Acara Pernikahan, mulai dari Minang sampai ke Jenjang Pernikahan, Pendirian Rumah Baru, Pembukaan Lahan atau Kebun Baru, dan acara-acara adat yang lain.

Namun hingga saat ini massa rakyat di Kabupaten Fakfak sudah jarang menggunakannya lagi, walaupun demikian budaya tentang Tomein Mahhi Timi, dan acara-acara adatnya masih tetap ada dan dilestarikan secara turun-temurun. Untuk Tomein Mahhi Timi ini, yang masih menggunakannya adalah kaum bapak di daerahku.


Bahan dan cara penbuatan Tomein Mahi Timi:

Tomein Mahhi Timi ini di buat dari daun pandan hutan yang biasanya tumbuh dipegunungan dan ukuran daunnya tidak lebar dan juga tidak kecil (sedang). Lebar dari daun ini adalah selebar dua jari orang dewasa.Daun-daun ini akan dipanaskan (di rau; istilah Fakfak) menggunakan api yang menyala, dibelah sesuai ukuran yang diinginkan, kemudian di jemur pada panas matahari agar kering dan kelihatan putih kekuning-kuningan, kemudian akan dibelah lagi sehingga daunya yang diperlukan agak kecil, dan juga agar tampilan dari tomein itu sendiri kelihatan bagus. Nah seperti yang saya katakan tadi bahwa Tomein ini mempunyai penyangga atai tempat untuk mengikat tali biar Tomeinnya dapat di pikul seperti tas… Tali dari Tomein ini di buat dengan kulit kayu kayu gabah, namanya Ndereik, kayu ini akan dikupas kulitnya dan diambil raminya sebagai bahan untuk menjadikan tali di Tomein yang saya maksud… namun untuk menjadikannya sebagai tali juga memerlukan proses yaitu; pengambilan kayunya, kupas, ambil kulit dalamnya (raminya), dikikis kambiumnya dan di jemur hingga benar-benar kering, karena jika belum kering secara benar, maka talinya akan rapuh atau tidak tahan lama.


Nantinya setelah dikeringkan, baru proses selanjutnya adalah dianyam agar menjadi penyangga yang kuat.


Dengan melewati proses yang begitu panjang untuk menjadikan sebuah Tomein inilah, sehingga membuat saya mengatakan Tomein ini; unik dan antik.

  • Mehak

Mehak adalah minuman yang digemarti oleh sebagian besar massa rakyat Fakfak, walaupun secara kacamata kesehatan dibilang minuman ini mengandung zat adiktif kafein yang dapat membuat orang sulit tidur, namun bagi massa rakyat Fakfak itu belum tentu, karena dikalangan massa rakyat Fakfak sendiri, Mehak adalah minuman yang sudah terlalu akrab dengan kehidupan mereka. Massa rakyat Fakfak menggunakan kopi untuk berkumpul, bekerja dan membahas sesuatu yang mereka anggap penting untuk dilakukan nanti. “TIDAK ADA KOPI (MEHAK) TIDAK ADA HAL YANG SERU UNTUK DIBICARAKAN” . itulah sepenggal kata yang biasanya dilontarkan oleh massa rakyat Fakfak, lebih khususnya diperkampungan.


Mehak yang diminum oleh massa rakyat Fakfak adalah Mehak yang diambil sendiri dari pohon dan dipecah secara tradisional oleh massa rakyat disana, kemudian nanti biji-biji Mehak tersebut tadi di goring menggunakan tempat penggorengan yang sudah disediakan dan ditumbuk lalu suguhkan bagi tamu yang dating. Cara penyuguhan Mehak inipun berbeda, kalau Mehak yang ada di bungkus, biasanya langsung di seduh dengan air panas, tetapi kalau Mehak nya Fakfak, harus direbus biar enak rasanya.


Dalam pergaulan muda-mudi anak Fakfak pun Mehak sudah sebagai bahan yang tidak asing lagi….

Masih banyak lagi tentang Mehak di mata massa rakyat Fakfak, namun saya tidak dapat memaparkan secara detail.

Pesan saya:

“Jika anda ingin tahu tentang Mehak (kopi) dan massa rakyat Fakfak, maka silahkan datang saja ke tempatnya dan bertanyalah panjang lebar kepada orang tua yang berada dikampung”

Jika disimak dari sepenggal cerita pendek diatas, ini menandakan bagaimana kehidupan orang papua (Fakfak) yang kental dengan budaya sosialisme mereka yang tinggi. Dan hal ini juga yang mempengaruhi sedikit banyak dari segala aktivitas kehidupan mereka sebagai massa rakyat yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya luhur yang diberikan oleh nenek moyang mereka secara turun-temurun.


Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan dan besok adalah misteri, sehingga tak ada salahnya kita mencobanya hari ini untuk menentukan hari esok yang lebih baik”

17 Mei 2009

Kisah Anak Kampung


Rata PenuhKisah Anak Kampung

Hari yang cerah, sinar matahari yang tepat berada pada ketinggian maksimal, seakan membakar seisi bumi, dengan gontai seorang anak Kampung melangkah menembus teriknya sinar matahari siang itu untuk pulang kerumahnya, maklum rumahnya yang dituju berada agak jauh dari kampung atau lebih tepatnya dibilang (Rumah kebun) dengan sesekali tersembul senyum tipis dibibirnya, seakan-akan dia sedang memikirkan sesuatu yang indah dan tidak menghiraukan sinar matahari yang begitu menyengat kulit tubuhnya. Matahari baru menapaki puncaknya, tepat pukul 12.00 sehingga membuat bayangan dari segala makhluk hidup maupun mati yang ada di bumi seakan tidak ada. Nampak seorang lelaki tua, usianya sekitar 40-an berjalan sambil terbatuk-batuk menghampiri si anak kampung itu. Dilihat dari aura wajahnya yang agak lusuh dibasahi peluh yang berceceran bisa dipikirkan kalau orang tua ini telah berjalan menempuh jarak yang jauh. Dengan melangkah perlahan ia mendekati si anak kampung yang sedang beristirahat sebentar dibawah pohon durian yang rindang daunnya. Tanpa basi-basi sang orang tua itu duduk disamping anak kampung tadi, secara spontan anak kampung itu langsung menyapa sang bapak; Weingweinghengga gpohi…(selamat siang; Bhs; Iha Fakfak) dan di jawab dengan tenang oleh sang bapak, gpohi.. kadin…(baik anak) dengan secara tidak sengaja mereka saling menyapa inilah membuat mereka berdua terlibat dalam suatu percakapan pendek disana:
"Bapak tua" : Kadin ko tobonted nanggak
"Anak Kampung" : Skola naggak, youmbeuh gehibiyen nia…
"Bapak tua" : Mbe ko Toubo wahangge detnan?
"Anak Kampung" : Wiri, Hiriyet wiria geheibiyen…
"Bapak tua" : Mombe kadin koma nei ndondiya…?
"Anak Kampung" : Erick, nia….
Bapak tua" : Oweih…, injo, moda ohin ndatmo kampung weheinten modo… kadin…
"Anak Kampung" : Injo Koutmbuni, moda hahan riya weih….
”Bapak tua" : Injo… kadin

Begitulah sepenggal percakapan pendek yang terjadi disana, selang beberapa menit kemudian si anak kampung pun merasa telah cukup untuk istirahatnya dan dia harus melanjutkan perjalanannya, sebab perjalanan yang harus ia tempuh masih jauh, sebelum dia melangkahkan kakinya kembali dia merasa perutnya mulai keroncongan (lapar), sehingga iapun mulai berdiri dan bergegas untuk melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumahnya, namun kali ini ia mempercepat langkahnya karena rasa yang ia rasakan semakin menjadi alias parah. Setibanya dirumah ia langsung meletakan buku, membuka pakaian seragamnya dan meletakan semua perlengkapan sekolahnya ditempat yang biasanya dia letakan, dan ia pun melangkah ke arah dapur (maklum rumah dikampung) tidak ada ruang makan dan juga meja makan, ternyata disana dia sudah ditunggu oleh seluruh anggota keluarganya, ayah, ibu dan saudara/i nya; seperti biasanya tamu masuk kerumah harus memberikan salam kepada orang yangberada dalam rumah, "Weingweinghengga gpohi…" Katanya, Gpohi… (disambut balas oleh orang rumah) eih… howoutridebe wei…. Youn mehein…, (kata ibunya) seraya memberikan tempat disamping ayahnya. Mbe koreit neweitob ge.. berdoa dorei.. mbe… dan doa makan hari itu dipimpin oleh ayahnya sebagai seorang kepala keluarga.
Setelah selesai dari makan siang mereka yang disediakan oleh orang tuanya, walaupun hanya sederhana dengan ala kadarnya, ia sangat gembira, karena perutnya yang tadi terasa keroncongan telah terisi. Setelah makan, seperti biasanya ia bersama ayahnya duduk-duduk sambil bercakap-cakap tentang pelajaran yang dia dapat dari gurunya disekolah, tentang pelajaran IPS dan bahasa Indonesia. Namun Ia lebih banyak mencoba untuk banyak bertanya tentang dunia pendidikan diluar pulaunya kepada ayahnya yang nota bene juga adalah seorang guru disekolah yang ia belajar. Walaupun ayahnya juga belum mengetahui secara detail tentang dunia pendidikan di luar pulaunya, namun berbekal banyak baca buku dan mendengar siaran radio tentang pendidikan yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) secara langsung dari frekuensi yang ada. Dengan berbekal inilah ayahnya mencoba untuk menerangkan secara gamblang kepada anaknya.
Dari sanalah timbul keinginan si anak kampung ini untuk bagaimana kalau suatu waktu dia pun bisa menikmati pendidikan diluar pulaunya itu, yang konon katanya peendidikannya lebih maju alias lebih memadai fasilitasnya. Yang mana saat itu ia berpikir kalau suatu waktu nanti ia harus sampai dipulau yang katanya namanya adalah JAWA, yang diceritakan oleh ayahnya kepadanya.
Sehingga tiba suatu saat, dimana si anak kampung itu menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Menenganh Umum (SMU) di kota asalnya. Ia pun mulai berpikir kembali bagaimana jika ia bisa pergi merantau atau sekolah ke tempat yang pernah dibicarakannya dengan ayahnya saat dia masih belajar di jenjang Sekolah Dasar.

Jika disimak dari sepenggal cerita pendek diatas secara seksama, maka kita akan dapatkan suatu hal yang sangat penting yaitu; bagaimana semangat seorang anak papua, yang berada jauh dari keramaian kota, berpikir untuk bisa menikmati pendidikan yang layak dan berusaha untuk menggapai hal itu walaupun kehidupan ekonomi keluarga yang tidak terlalu mendukung cita-citanya.
“Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan dan besok adalah misteri, sehingga tak ada salahnya kita mencobanya hari ini untuk menentukan hari esok yang lebih baik”
By.Mr.Tigma

01 Mei 2009

Dinamika Politik Papua


Dinamika Politik Papua

Dinamika politik papua saat ini, adalah bentuk dari ketidak puasan serta intimidasi, diskriminasi, dan perlakuan-perlakuan yang memeras serta merampas hak-hak rakyat Papua itu sendiri. Sejak papua di aneksasi kedalam lingkaran NKRI, yang konon katanya Negara berasaskan Pancasila alias menghormati segala hak dan menjujung tinggi nilai-nilai kebenaran, namun itu tidak terjadi di Papua. Hak-hak mendapatkan pendidikan yang layak, seperti yang tercantum dalam UUD 45 Negara Republik Indonesia, pada pasal 31, ayat 1 dan 2, itu tidak pernah berjalan mulus di Papua. Kekerasan militer, kebajikan para elit penguasa dan juga masih banyak lagi pelanggaran-pelanggaran hukum serta HAM yang dilakukan di Papua. Sejak orade baru berkuasa, orang Papua seakan kehilangan jati diri mereka sebagai orang yang mempunyai wilayah dan harus mereka pertahankan demi anak cucu mereka dimasa-masa yang akan datang. Masih banyak lagi perlakuan-perlakuan tidak adil yang Negara ini lakukan atas negeri Papua itu, namun tidak dapat saya tuliskan secara detail, tetapi kiranya dengan beberapa persoalan yang sudah saya tuliskan diatas, kiranya dapat menjadi suatu referensi bagi kawan-kawan yang membaca tulisan ini, terutama mahasiswa Papua. Ada 3 point yang akan saya utarakan disini yaitu;

  1. Antara Issu dan Kenyataan

Sejak beberapa bulan yang lalu, tepatnya bulan 11 dan 12, 2008, disaat itu ada salah satu dari organisasi Politik papua mencoba untuk menyuarakan issu bahwa akan dilaksanakannya agenda bersama yakni BOIKOT PEMILU 2009, di Papua. Seiring waktu yang berputar, juga lagi gencar-gencarnya kawan-kawan bekerja untuk menjalankan issu yang dihembuskan tadi, serta gencar-gencarnya aparat MILITER INDONESIA di Papua yang melakukan penyisiran dan penembakan terhadap mahasiswa serta beberapa aktivis Papua, yang dituduh telah melakukan pembakaran Gedung Rektorat Universitas Cenderawasih Jayapura Papua. Disaat yang bersamaan alias issu yang diangkat kemudian diperjuangkan itu lagi memanas, pada bulan april, bulan pesta demokrasi bagi NKRI, masih ada kawan-kawan mahasiswa Papua dikota studi Yogyakarta yang berdemonstrasi di KPU propinsi ini, untuk meminta agar pemerintah membuka ruang demokrasi ini untuk mereka agar mereka juga bisa memberikan hak suara mereka dalam pesta demokrasi ini (PEMILU 2009). Entah mengapa dan ada apa dengan mahasiswa Papua??? Dimanakah rasa peduli serta rasa kebersamaanmu terhadap sesama warga papua??? Sementara disaat yang sama terjadi insiden penembakan di Nabire, penyisiran terhadap aktivis serta mahasiswa dengan tuduhan telah membakar Rektorat Universitas Cenderawasih Jayapura dan melakukan penyerangan terhadap markas Polisi Abepura, penyerangan terhadap anggota Brimob di Puncak Jaya. Benarkah warga sipil di Papua memiliki senjata? Benarkah rakyat sipil yang melakukan hal itu? Kawan cobalah merenung dan berpikir, dimanakah nuranimu sebagai kaum intelektual serta generasi muda Papua? Sebegitu mudahkah jati diri serta harga diri seorang mahasiswa Papua dapat dibeli dengan rupiah?

  1. Opini public

Opini yang berkembang sekarang di Papua serta issu yang dinaikan di media massa maupun elektronik, adalah adanya penyerangan dibeberapa titik di wilayah Papua, diantaranya adalah Abepura Jayapura, Nabire, Puncak jaya, serta masih banyak yang lain, oleh sekelompok orang bersenjata. Benarkah? Memang benar, itulah suatu kenyataan, tetapi apakah benar bahwa yang melakukan hal itu adalah orang-orang dari Organisasi Papua Merdeka? Ataukah ini adalah siasat dari pihak MILITER, agar terlihat bahwa benar ada insiden disana, sehingga Negara dapat menambahkan pasukan MILITERnya ke Papua. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena, ruang gerak militer serta hak-hak mereka untuk mendapatkan bagian dalam kancah politik nasional seperti dahulu sudah terbatas, sehingga mereka harus melakukan tindakan refresif serta kekerasan dan dengan cepat mengelak serta mencari kambing hitam agar nama mereka sebagai aparatur Negara tidak ternodakan dan mereka akan mendapatkan porsi mereka dalam parlemen nanti. Persolannya; kenapa saya katakan ini, karena disaat DWI FUNGSI ABRI yang dahulu masih berlaku, tidak ada warga sipil yang dapat menyalahkan MILITER, tetapi berkaitan dengan telah dihapuskanya DWI FUNGSI ABRI dari parlemen, maka ABRI harus berdiri sendiri dan mencari pendapatannya sendiri. Sehingga tidak bias dipungkiri jika mereka bisa melakukan hal itu untuk mendapatkan keuntungan bagi mereka.

  1. Hak yang tertunda

Suatu hal yang tidak pernah disadari oleh mahasiswa Papua sebagai kaum intelektual serta generasi muda Papua yang seharusnya berjuang demi mensejahterakan rakyat mereka. Pada tahun 1961 Papua telah memproklamirkan kemerdekaan mereka sebagai Negara yang berdaulat, namun dengan kefasisannya Bung Karno serta Jenderal Soeharto berkolaborasi dengan kaum Imperialisme dan kapitalisme barat, melakukan infasi militernya ke papua (Irian Barat) untuk menguasai Papua yang kaya akan Sumber Daya Alam, dengan mendeklarasikan TRIKORA sebagai jembatan untuk merampas kemerdekaan Papua yang ada saat itu, agar menjadikan Papua sebagai bagian dari NKRI. Namun dengan melihat peta kekuatan yang dimiliki oleh belanda di Papua, maka Soekarno mengambil inisiatif perundingan, guna melakukan suatu pemungutan suara yang dinamakan dengan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) di Papua, dalam perundingan itu akhirnya terjadilah persetujuan yang dinamakan dengan New York Agrement. Dengan piagam inilah penerintah RI mulai melakukan infasi serta pemerasan, intimidasi, diskriminasi dan pemaksaan terhadap hak-hak rakyat Papua agar dapat memilih berintegrasi kedalam NKRI.

Atas dasar pelanggaran HAM, pemerasan SDA, penyalahgunaan wewenang serta kecurangan yang terjadi saat pra sampai pada hari H dan juga setelah PEPERA 1969 itu berlangsung, hak orang Papua tidak pernah diakui. Masih banyak lagi kasus yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Oleh karena hal-hal inilah yang membuat rakyat Papua merasa muak dan jijik terhadap pemerintahan ini, dan ingin MERDEKA sendiri, hal ini juga terjadi karena baru sekarang persoalan-persoalan itu mulai terungkap ke permukaan dunia internasional sebagai pelangggaran HAK-HAK rakyat yang hakiki dan tidak dapat dirampas serta sudah seharusnya dilindungi oleh hukum INTERNASIONAL. Kecurangan yang terjadi saat PEPERA 1969 dipapua (Irian Barat red) inilah yang kemudian sekarang menjadi HAK YANG TERTUNDA, karena hal ini sudah pernah ada atau terjadi, namun dirampas oleh orang lain.

Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan dan esok adalah misteri, sehingga tak ada salahnya kita mencobanya hari ini untuk menentukan hari esok yang lebih baik”

By; Mr.Tigma/Erick

PENJARAH TUAKU

Wahai RI…..

Kau adalah penjarah tuaku…………..

Dahulu aku mencintai kamu….

Namun sekarang aku sangat benci padamu

Kau rampas harta kekayaanku

Memperkosa ibu pertiwiku

Meniduri anak-anak perempuanku

Membunuh anak-anak lelakiku

Bukit belentaraku kau gundulkan

Gunung-gunungku kau jadikan tulang-belulang

Siksaanmu aku hadapi tanpa pamrih

Penuh dengan bercucuran darah dan tangisan air mata

Suatu saat kekuatanmu akan ku hancurkan

Denyut jantungmu akan ku potong

Setelah aku berhasil

Aku berpesan padamu

Selamat jalan penjarah tuaku

Aku tidak akan mencintaimu lagi

By. Mr. Tigma

12 April 2009

Anda Ingin Sukses?


Anda Ingin Sukses?

Ingatkan diri anda sendiri bahwa anda ingin menjadi sesempurna mungkin secara manusiawi. Bersikaplah positif, berdirilah dimuka "Cermin" dan lihatlah diri anda sebagaimana pihak ketiga yang tidak memihak akan memandang situasinya. Apakah anda punya kelemahan yang tidak pernah anda lihat sebelumnya? Jika anda punya; maka ambilah tindakan untuk mengoreksinya. Mengkritik diri adalah konstrutif, tindakan ini membantu anda untuk mengembangkan kekuatan pribadi dan efisiensi yang diperlukan untuk sukses. Kritiklah diri sendiri secara konstruktif; jangan melarikan diri dari kekurangan, cari tahulah kelemahan dan kesalahan anda dan perbaiki. Jangan menyalahkan orang lain karena itu bersifat merusak, anda sama sekali tidak mendapatkan apapun dengan"membuktikan" bahwa orang lain itu salah dan diri anda paling benar. Berusahalah mencari-cari kesalahan diri anda, agar anda dapat mengatakan pada diri anda sendiri "inilah alasan lain mengapa saya salah".

Elbert Hubbard pernah mengatakan, "orang gagal adalah orang yang berbuat kesalahan besar, tetapi tidak dapat memanfaatkan pengalaman tersebut".

Sering kita menyalahkan nasib untuk kekalahan, kita mengatakan, "Ah, memang sudah harus demikian" dan membiarkan begitu saja. Berhentilah menyalahkan nasib dan berpikirlah. Segala sesuatu tidak bergerak kearah tertentu tanpa alasan yang pasti. Nah dari pada menyalahkan nasib, marilah kita teliti kembali sebab-sebab kekalahan itu, jika anda kalah, belajarlah dari kekalahan yang anda alami. Banyak orang menjalani kehidupan untuk menjelaskan kehidupan mereka yang biasa-biasa saja dengan "nasib sial", "nasib buruk". Jika anda salah satu dari mereka, maka anda adalah anak-anak, tidak matang mencari simpati. Tanpa disadari, anda telah gagal melihat peluang untuk tumbuh lebih besar, lebih kuat dan lebih percaya diri. Berhentilah menyalahkan nasib, karena menyalahkan nasib tidak membawa kita ke tempat yang kita tuju.

About Me Myspace Comments
MyNiceSpace.com

08 April 2009

METODE PEMBERDAYAAN DIRI


METODE PEMBERDAYAAN DIRI

Mari kita lihat bagaimana caranya

  1. Kita harus mencoba dan mencari sebab dari kesalahan yang menyebabkan kegagalan kita

  2. Setelah diketahui penyebabnya, kita harus mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya

Ada beberapa cerita yang dapat digunakan sebagai contoh disini;

Seorang dokter melakukan pengecekan dan kemunduran untuk melicinkan jalan menuju kesehatan dan hidup yang lebih lama ketika seorang pasien meninggal dunia karena suatu sebab yang kurang begitu jelas, dokter melakukan pemeriksaan mayat untuk menyingkapkan keraguan apapun. Dengan ini mereka banyak belajar tentang fungsi tubuh manusia, akhirnya nyawa orang lainpun bisa terselamatkan.

Pelatih sepak bola yang teamnya lebih banyak memenangkan pertandingan ketimbang kalah, selalu memeriksa setiap rincian permainan bersama para pemain untuk menujukan setiap kesalahan mereka. Beberapa pelatih mempunyai bebrapa liputan film yang dibuat pada setiap pertandingan, sehingga benar-benar melihat gerakan yang busuk. Tujuannya; memainkan pertandingan berikut dengan lebih baik.

Rahasia keberhasilan dan kemajuan adalah; selamatkan sesuatu dari kemunduran. Ketika kemunduran itu mendera diri kita secara pribadi, impuls kita yang petama sering kali adalah menjadi terganggu secara emosional sehingga kita gagal untuk memetik pelajaran dari kegagalan atau kemunduran kita itu sendiri.

Pada tanggal 15 Maret 1945; W. Colvin Williams berjalan dibelakang sebuah Tank di Francis, kemudian tanpa disadari tank tersebut melindas ranjau, meledak dan membutakan kedua matanya secara permanen. Akan tetapi kejadian ini tidak menghentikan tekad Williams untuk mengejar tujuannya agar menjadi pendeta dan penasehat. Ketika ia lulus dan dengan gelar penghormatan, Williams mengatakan ia menganggap kebutaannya "sebenarnya akan menjadi aset atau keuntungan dalam karier saya. Oleh sebab itu saya tidak akan pernah menilai orang berdasarkan penampilan. Kebutaan saya tidak membuat saya memutuskan diri dari seseorang karena penampilannya, saya ingin menjadi orang yang setiap orang dapat mendekati dan merasa aman untuk mengekspresikan diri".

Inilah contoh kehidupan yang luar biasa bahwa kekalahan yang terasa kejam dan getir berubah menjadi kemenangan karena kekalahan hanyalah keadaan pikiran, tidak lebih dari itu. Manusia adalah makhluk aneh, kita cepat menerima penghargaan penuh untuk kemenangan kita, ketika kita menang, kita ingin dunia mengetahui kemenangan kita. Memang wajar untuk menginginkan orang lain memandang kearah anda dan mengatakan "itu dia orang yang berhasil mengerjakan ini dan itu". Akan tetapi, sangat cepat untuk menyalahkan orang lain untuk tiap kemunduran yang terjadi. Memang benar bahwa didalam dunia yang kompleks ini orang lain ingin merugikan kita, akan tetapi lebih sering lagi kita merugikan diri kita sendiri. Kita merugikan diri kita sendiri karena kekurangan pribadi; beberapa kesalahan pribadi.


14 Maret 2009

materi lanjutan

Bagaimanapun juga, peran koran seharusnya tidak terbatas pada penyebaran ide-ide, pendidikan politik, dan pada pendaftaran sekutu-sekutu politik. Sebuah koran tidak hanya melakukan propaganda dan agitasi kolektif, tetapi juga harus menjadi organisator kolektif. Dalam hal terakhir ini mungkin bisa disamakan dengan rancah yang mengelilingi bangunan dalam proses konstruksi, yang menandai bentuk struktur bangunan dan memudahkan komunikasi di antara para pembangunnya, sehingga mereka bisa mendistribusikan pekerjaan dan memandang hasil-hasil yang dikerjakan oleh tenaga mereka yang terorganisir. Dengan bantuan koran itu, sebuah organisasi yang permanen akan berkembang secara alamiah. Organisasi ini akan berperan tidak hanya dalam aktivitas lokal, tetapi dalam pekerjaan umum yang reguler, dan akan melatih para anggotanya untuk mengamati kejadian-kejadian politik secara telaten, menafsir artian dan pengaruh mereka dalam berbagai macam strata penduduk, dan memgembangkan taktik-takik efektif bagi partai revolusioner itu untuk mempengaruhi kejadian-kejadian tersebut.

Pekerjaan teknis seperti mempersiapkan berita-berita buat koran ini serta mempromosikan dan menyebarluaskanya akan memerlukan sebuah jaringan kerja agen-agen lokal partai itu, yang akan berkomunikasi secara teratur satu sama lain, selalu mengetahui tentang keadaan-keadaan umum, terbiasa untuk menjalankan fungsi-fungsi mereka secara rinci dan teratur di seluruh Rusia, dan menguji kekuatan mereka dalam menggelar berbagai aksi revolusioner.

Jaringan agen[*] ini akan membentuk kerangka sebuah organisasi seperti yang kita butuhkan. Cukup luas dan bersegi ganda demi menjalankan sebuah pembagian kerja yang teliti dan terperinci; dan sangat kuat supaya mampu meneruskan pekerjaannya secara mandiri dalam keadaan apa pun bahkan di hadapan perubahan yang sangat mendadak, atau situasi yang amat berbelit-belit, atau dalam situasi tak terduga. Di satu pihak cukup fleksibel untuk menghindari perang terbuka melawan musuh yang sangat besar, ketika musuh itu sudah memusatkan seluruh kekuatan mereka di satu titik; tetapi di lain pihak mampu mengambil kesempatan baik, dan menyerang musuhnya ketika mereka tidak terlalu menyadarinya

Sekarang, kita menghadapi tugas yang relatif mudah yaitu mendukung demonstrasi-demonstrasi mahasiswa di jalanan kota-kota besar; esok, kita mungkin menghadapi tugas berat dalam menyokong, contohnya, gerakan para penganggur di daerah-daerah tertentu; dan hari berikutnya, kita harus berada di pos-pos kita untuk memainkan peranan revolusioner dalam pemberontakan petani. Sekarang, kita harus mengambil keuntungan dari panasnya situasi politik akibat kampanye pemerintah menentang Zemstvo [parlemen boneka]; esok bisa jadi kita harus mendukung ketidakpuasan rakyat terhadap seorang perwira Tsaris yang gila dan buas, dan menyokong, dengan cara-cara pemboikotan, ungkapan ketidakpuasan serta demonstrasi-demonstrasi, dan lain sebagainya, untuk begitu mempersulit dia, sehingga dia bisa dipukul mundur secara terbuka. Tingkat kesiapan untuk bertempur yang demikian hanya dapat dibangun di atas basis aktifitas konstan pasukan reguler. Jikalau kita menggabungkan kekuatan untuk memproduksi satu koran bersama, maka pekerjaan demikian akan melatih dan memajukan tidak saja para propagandis yang paling terampil, akan tetapi juga organisator-organisator yang paling cakap, para pemimpin partai politik yang paling berbakat dan mampu meluncurkan, pada saat yang tepat, ajakan pertempuran yang menentukan serta memimpinnya.

Sebagai penutup beberapa kata-kata untuk menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin timbul. Secara terus menerus kita telah berbicara tentang persiapan yang sistimatis dan terencana, namun sama sekali bukan maksud kita bahwa otokrasi dapat ditumbangkan hanya oleh pengepungan reguler atau serangan yang terorganisir.
Pandangan demikian akan menjadi menggelikan dan doktriner. Sebaliknya, adalah mungkin saja, dan secara historis lebih sering terjadi, bahwa otokrasi akan runtuh di bawah tekanan ledakan spontan atau komplikasi-komplikasi politik yang tak terduga sebelumnya, yang sebenarnya secara terus-menerus mengancam otokrasi itu dari segala sudut. Akan tetapi, sebuah partai politik yang ingin menghindarkan petualangan yang amat riskan, tidak boleh mendasarkan kegiatannya pada harapan ledakan dan komplikasi yang demikian akan terjadi. Kita harus menempuh jalan sendiri, dan haruslah secara tabah mengemban kerja reguler kita; dan makin berkurangnya kepercayaan pada faktor yang tidak bisa diduga sebelumnya, maka semakin berkurang juga kemungkinan kita terperangkap kelengahan yang disebabkan "perubahan historis" apapun.

10 Maret 2009

Prinsipnya organisasi-organisasi revolusioner

Pada prinsipnya kita belum pernah, dan tidak dapat, menolak teror. Teror adalah suatu bentuk aksi militer yang bisa jadi cocok sekali, dan bahkan sangat dibutuhkan, pada suatu saat tertentu di dalam pertempuran, dalam keadaan tertentu pasukan tempur serta kondisi-kondisi tertentu. Namun titik pentingnya adalah bahwa saat ini teror sama sekali tidak sedang diusulkan sebagai suatu operasi tentara yang aktif di lapangan, yang erat kaitannya dengan keseluruhan sistim perjuangan, tapi sebagai bentuk independen dari serangan tersendiri yang tidak terkait dengan tentara manapun. Tanpa suatu badan sentral, dan selama organisasi-organisasi revolusioner lokal masih lemah, teror tidak bisa menjadi lebih dari itu. Makanya kita menyatakan secara tegas bahwa dalam situasi sekarang ini, alat perjuangan semacam itu tidak pada tempatnya dan tidak cocok: itu mengalihkan perhatian para pejuang yang paling aktif dari tugas-tugas mereka yang sebenarnya, yang dari sudut pandang perjuangan keseluruhan adalah paling penting; dan akan memporakporandakan bukan kekuatan pemerintah melainkan kekuatan revolusioner. Kita hanya perlu mengingat tentang kejadian-kejadian belakangan ini. Dengan mata kepala sendiri kita melihat massa buruh dan "rakyat kebanyakan" terdorong maju dalam kancah perjuangan, sementara kaum revolusioner kekurangan staf-staf pemimpin dan organisator. Dalam situasi demikian, bukankah kita menghadapi bahaya bahwa, bila kaum revolusioner yang paling berenerji malah beralih ke terorisme, bahwa satuan-satuan penyerang, tempat satu-satunya kemungkinan untuk bersandar, diperlemah sebagai akibatnya? Bukankah kita menanggung risiko memutuskan jalinan kontak antara organisasi revolusioner dengan massa yang tersebar luas, yang sedang mengalami ketidakpuasan, sedang menuntut, sudah siap untuk berjuang, tapi lemah karena mereka kini tercerai berai? Padahal kontak tersebut satu-satunya jaminan bagi keberhasilan kita. Kita sama sekali tidak mengingkari pentingnya aksi heroik individual, tapi adalah wajib kita untuk memberikan peringatan keras agar jangan tergila-gila pada teror, menentangnya agar jangan sampai hal itu dijadikan alat perjuangan utama dan mendasar –– yang sekarang justru begitu banyak orang cenderung melakukannya. Teror tidak pernah menjadi operasi reguler militer; paling-paling dapat dipakai sebagai satu dari berbagai metode yang dipergunakan dalam suatu serangan yang menentukan. Akan tetapi dapatkah kita, sekarang ini, mengusulkan ajakan untuk mengadakan serangan yang menentukan seperti itu? Rabocheye Dyelo, nampaknya, berpendapat demikian. Paling tidak ia menyerukan: "Bentuklah barisan penyerang!" Tapi sekali lagi, seruan ini lebih mencerminkan emosi daripada akal sehat. Badan utama kekuatan militer kita terdiri dari para sukarelawan dan pemberontak. Kita hanya memiliki sedikit unit-unit kecil pasukan tempur reguler, yang bahkan belum termobilisasi; tidak terjalin erat satu dengan lainnya, dan juga belum terlatih untuk membentuk barisan tentara macam apapun, apalagi membentuk jajaran tempur. Mengingat semua ini, haruslah jelas bagi siapapun yang mampu memahami kondisi-kondisi umum perjuangan kita, dan yang mengingat kondisi-kondisi tersebut pada setiap "pembelokan" dalam perkembangan kejadian historis, bahwa semboyan kita sekarang ini belum bisa "maju dan menyerang, "akan tetapi harus "mengepung benteng musuh."Dengan kata lain: tugas utama partai kita bukan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada untuk menyerang sekarang juga, akan tetapi mengajak membangun sebuah organisasi revolusioner yang mampu menyatukan seluruh kekuatan dan mengarahkan pergerakan dalam praktek yang sebenarnya, bukan hanya sekedar nama. Yaitu, sebuah organisasi yang siap setiap saat untuk mendukung setiap protes dan kebangkitan, serta menggunakannya untuk membangun dan mengkonsolidasikan kekuatan tempur yang dibutuhkan bagi perjuangan yang menentukan.


Pelajaran yang dapat diambil dari kejadian-kejadian bulan Februari dan Maret [6] begitu mengesankan, sehingga agak kecil kemungkinannya sebuah ketidaksetujuan yang bersifat prinsip dengan kesimpulan tersebut. Namun apa yang kita butuhkan sekarang bukanlah suatu solusi masalah prinsipil, melainkan solusi yang praktikal. Kita harus jelas bukan hanya akan sifat dasar organisasi yang dibutuhkan serta tujuan tepat organisasi itu, tetapi harus mengelaborasi sebuah perencanaan pasti bagi sebuah organisasi, sehingga pembentukan organisasi itu dapat dikerjakan dari segala aspek. Mengingat masalah ini sangat mendesak, maka kami, pada bagian kami, akan mengajukan pada kamerad sekalian suatu rencana garis besar, yang akan dikembangkan secara rinci dan sangat teliti dalam sebuah pamflet yang sekarang sedang disiapkan pencetakannya.[7]


Menurut kami, titik tolak kegiatan kita, langkah pertama menuju organisasi yang dicita-citakan, atau, bisa dikatakan hal ini merupakan jalur utama yang -bila diikuti-memungkinkan kita secara pasti untuk mengembangkan, memperdalam dan memperluas organisasi tersebut, ialah pendirian sebuah koran politik yang menjangkau seluruh Rusia. Apa yang sangat kita butuhkan adalah koran. Tanpa koran kita tak akan dapat secara sistimatis menjalankan propaganda dan agitasi secara menyeluruh, konsisten dalam prinsip, yang mereupakan tugas utama dan tetap kaum Sosial-Demokrat secara umum, dan juga merapakan tugas yang paling mendesak pada saat ini, ketika minat pada politik dan masalah-masalah sosialisme telah bangkit di tengah-tengah sebagian besar penduduk. Sebelumnya, tidak pernah ada kebutuhan yang begitu besar seperti sekarang ini untuk memperkuat agitasi yang disebarkan oleh aksi-aksi individual, selebaran lokal, pamflet-pamflet, dan sebagainya, dengan cara agitasi sistimatis dan luas melalui terbitan pers reguler. Bukanlah sesuatu yang dilebih-lebihkan kalau dikatakan bahwa frekwensi dan keteraturan pencetakan suatu koran (serta distribusinya) dapat dijadikan sebuah kriteria yang tepat mengenai sebagus apa sektor yang paling utama dan esensial dari aktivitas-aktivitas militan kita ini dibangun. Lebih jauh lagi, koran kita haruslah koran yang dapat menjangkau seluruh Rusia. Jika kita gagal, dan selama kita gagal, menggabungkan usaha-usaha kita untuk mempengaruhi rakyat dan pemerintah dengan menggunakan kalimat-kalimat cetakan, maka hanya akan menjadi utopia semata untuk berpikir tentang mengkombinasikan cara-cara lain yang lebih kompleks, sulit, tetapi yang juga lebih meyakinkan guna meluaskan pengaruh. Secara ideologis, sebagaimana juga dalam praktek dan dalam pengertian-pengertian organisasi, pergerakan kita menderita kerugian besar disebabkan pergerakan kita ini berada dalam kondisi tercabik-cabik, juga disebabkan karena mayoritas luas –– bahkan hampir-hampir seluruhnya –– kaum Sosial-Demokrat terbenam pada kerja-kerja lokal, yang menyempitkan pandangan mereka, jangkauan aktivitas mereka, kesiapan dan kecakapan mereka dalam menangani kerahasiaan. Persisnya dalam keadaan terfragmentasi inilah kita harus melihat akar terdalam dari ketidakstabilan dan kebimbangan yang telah disebutkan tadi. Langkah pertama untuk mengatasi kelemahan ini, guna mentransformasikan pergerakan-pergerakan lokal menjadi satu di seluruh Rusia, haruslah berupa pendirian sebuah koran se-Rusia. Dan apa yang dibutuhkan adalah sebuah koran politik. Tanpa organ politik, suatu pergerakan yang pantas disebut pergerakan politik tidak mungkin di Eropa sekarang ini. Tanpa koran semacam itu kita tidak mungkin dapat memenuhi tugas kita –– tugas mengkonsentrasikan unsur-unsur ketidakpuasan dan protes politik, guna memperkokoh pergerakan revolusioner kaum proletar. Kita telah mengambil langkah pertama, kita telah membangkitkan suatu hasrat di dalam kelas buruh untuk melakukan pembongkaran "ekonomis", ialah tentang ikhwal pabrik; kini kita harus mengambil langkah berikutnya, yakni membangkitkan dalam setiap lapisan masyarakat yang melek politik sebuah hasrat untuk pembongkaran politis. Kita tidak boleh berkecil hati oleh adanya fakta bahwa saat ini suara-suara pengungkapan politis masih lemah, takut-takut, dan jarang terdengar. Hal ini bukan disebabkan kepatuhan sepenuhnya terhadap kelaliman polisi, melainkan karena orang-orang yang mampu dan siap mengadakan pengungkapan-pengungkapan politik tadi tidak memiliki mimbar untuk berbicara, tidak ada audiens yang haus dan bersemangat, mereka tidak melihat di manapun di antara massa kekuatan yang bisa menhantarkan keluhan mereka dalam menentang "kemahakuasaan" Pemerintah Rusia. Tapi sekarang semuanya sedang berubah dengan cepat. Ada kekuatan demikian – kaum proletar revolusioner yang sudah menunjukkan kesiapannya, tidak saja hanya untuk mendengarkan dan mendukung seruan demi perjuangan politik, akan tetapi juga bersedia ikut bertempur. Sekarang ini kita sudah mampu menyediakan sebuah mimbar buat mengekspos pemerintah Tsaris secara nasional, dan memang tugas kitalah untuk melakukannya. Mimbar tersebut haruslah koran Sosial-Demokrat. Kelas buruh Rusia, berbeda dari kelas dan strata lainnya dalam masyarakat Rusia, menonjolkan minat yang konstan serta luas dalam pengetahuan politik, dan menunjukkan secara luas dan terus menerus (tidak hanya dalam periode kerusuhan semata) kehausan atas literatur ilegal. Ketika minat massa semacam ini telah jelas, ketika pelatihan para pemimpin revolusioner yang berpengalaman telah dimulai, dan ketika konsentrasi kelas buruh membuat kelas itu penguasa yang sebenarnya di kampung-kampung buruh dan daerah-daerah perindustrian di kota-kota besar, maka bukan hal yang tidak mungkin untuk mendirikan sebuah koran politik. Melalui kaum proletar koran tersebut akan mencapai kaum borjuasi kecil perkotaan, pengrajin di pedesaan, dan kaum tani; dengan begitulah ia menjadi suatu koran politik milik rakyat.