07 Maret 2009

Dari Sana Kita Mulai


Dari Sana Kita Mulai

Dalam beberapa tahun-tahun belakangan ini, masalah "apa yang harus dikerjakan" telah menghadapkan Kaum Sosial-Demokrat Rusia secara sangat mendesak. Hal itu bukanlah masalah tentang jalan apa yang harus kita pilih (sebagaimana halnya pada akhir 1880-an dan awal 1890-an), akan tetapi tentang langkah-langkah praktek mana yang harus kita ambil pada jalan yang sudah dikenal, dan bagaimana langkah-langkah itu harus diambil. Ini adalah masalah tentang suatu sistem dan perencanaan kerja-kerja praktek. Dan harus diakui bahwa kita belum memecahkan masalah megenai karakter dan metode-metode perjuangan ini, sebuah masalah mendasar bagi sebuah partai yang aktivitasnya berupa praktek; hal ini masih menimbulkan perbedaan-perbedaan pendapat yang serius, yang menampakkan ketidaktetapan serta kebimbangan ideologis yang menyedihkan.

1. Di satu sisi, aliran "Kaum Ekonomis" yang jauh dari mati, sedang berupaya untuk membatasi dan menyempitkan kerja organisasi dan agitasi politik. Di pihak lainnya, kecenderungan eklektis yang tidak berprinsip bangkit kembali, dengan mengekor setiap "trend" yang paling akhir, dan tidak mampu membedakan antara tuntutan-tuntutan sementara dengan tugas-tugas pokok serta kebutuhan-kebutuhan permanen pergerakan secara keseluruhan. Sebagaimana kita ketahui, aliran ini telah memapankan dirinya dalam Rabocheye Dyelo.

2. Pernyataan terakhir jurnal ini mengenai "program", dalam satu artikel bombastis dengan judul yang sama bombastisnya, "Sebuah Pembalikan Sejarah" ("Listok" Rabochevo Dyelo No. 6

3. Secara tegas membuktikan penaksiran kami tentang hal ini. Baru kemarin mereka bercumbu-cumbuan dengan "Ekonomisme" dan dibuat geram oleh kutukan tegas dari pihak Rabochaya Mysl,

4. Sedangkan argumentasi Plekhanov tentang perlawanan terhadap Otokrasi dimoderasikan. Tapi kini, malah kata-kata Liebknecht dikutip: "Bila dalam 24 jam situasi berubah, maka taktik harus diubah dalam 24 jam." Terdapat omongan mengenai sebuah "organisasi yang kuat daya tempurnya" untuk menyerang langsung dan menyerbu otokrasi; mengenai "agitasi politik revolusioner di tengah massa" (alangkah enerjiknya kita sekarang -revolusioner sekaligus politis!); mengenai seruan "tiada henti-hentinya mengajak protes di jalanan,"; mengenai "berbagai demonstrasi di jalanan yang terang-terangan [sic!] berkarakter politis," dan selanjutnya, dan seterusnya.

Kita boleh-boleh saja menyatakan bahwa diri kita cukup senang Rabocheye Dyelo cepat menangkap program-program yang kita ajukan dalam terbitan pertama Iskra,

5. Yakni program ajakan membentuk sebuah partai yang kuat serta terorganisir dengan baik, yang bertujuan bukan hanya memenangkan konsesi-konsesi tertutup, tetapi bertujuan untuk juga mendobrak otokrasi itu sendiri; namun, kurangnya dasar cara pandang individu-individu itu tadi hanya bisa mengurangi kebahagiaan kita tersebut.

Tentulah, Rabocheye Dyelo sia-sia saja menyebutkan nama Liebknecht. Memang, taktik-taktik agitasi yang berkaitan dengan beberapa masalah tertentu, atau pun taktik-taktik yang berkaitan dengan beberapa detail organisasi partai, dapat diubah dalam 24 jam; akan tetapi hanya orang yang menyingkirkan segala prinsip lah yang punya kesanggupan berubah dalam dua puluh empat jam, ataupun dalam dua puluh empat bulan, pandangan mereka tentang perlunya -secara umum, konstan, dan absolut- sebuah organisasi untuk perjuangan dan agitasi politik di tengah massa.

Adalah konyol untuk mengajukan dalih situasi-situasi yang berbeda dan periode yang berubah-rubah: membangun sebuah organisasi perjuangan dan memimpin agitasi politik selalu menjadi masalah pokok di bawah sembarang situasi "membosankan, penuh kedamaian", dalam segala periode, tak peduli bagaimana pun ini ditandai oleh suatu "penurunan semangat revolusioner"; lebih lanjut, adalah tepatnya di dalam periode-periode yang begini dan di bawah situasi-situasi beginilah kerja-kerja yang demikian tadi itu amat sangat dibutuhkan, karena akan terlambat untuk membentuk organisasi di masa-masa terjadinya ledakan dan riuh-rendah pergolakan; partai harus berada dalam kondisi kesiagaan untuk beraksi sewaktu-waktu. "Ubah taktik-taktik dalam 24 jam!" Tapi untuk mengubah taktik-taktik, pertama-tama haruslah memiliki taktik-taktik itu; tanpa organisasi kuat yang teruji dalam perjuangan politik di segala situasi dan waktu, mustahillah sebuah rencana aksi yang sistimatis –– dituntun oleh prinsip-prinsip yang kuat dan dilaksanakan dengan teguh –– yang patut diberikan nama taktik. Mari kita tinjau permasalahannya; saat ini kita sedang dibilangi bahwa "konyunktur historis" menghadapkan partai kita kepada suatu permasalahan yang "sama sekali baru" –– yakni tentang masalah teror. Kemarin permasalahan yang "sama sekali baru" adalah tentang organisasi dan agitasi politik; sekarang, tentang teror. Tidakkah aneh mendengar orang-orang, yang telah begitu melupakan prinsip-prinsip mereka, membicarakan tentang suatu perubahan radikal dalam soal taktik?

Untunglah, Rabocheye Dyelo tidak benar. Persoalan tentang teror samasekali bukan masalah baru; cukuplah memaparkan kembali pandangan mapan kaum Sosial-Demokrat Rusia dalam menanggapi persoalan tersebut.

05 Maret 2009

Berpikir Positif

Berpikir Positif

Terimalah peringatan dari orang lain mengenai apa yang mungkin akan menguntungkan kamu, tetapi jangan memberikan peringatan apapun pada orang lain.
Bimbingan Machiavelis, Granedia Jakarta 2003.

Orang yang memiliki keberanian besar - secara gampang, untuk menggerakan insting yang tepat pada saat yang tepat-pasti akan melejit kepuncak manapun.
Keluarkan masalah itu dari benakmu selama sesaat, alam bawah sadar akan menggarapnya, dan seringkali keputusan yang tepat akan keluar dengan sendirinya tanpa kamu menggarapnya secara sadar.
Kemiskinan itu mendekatkan diri pada kekafiran, "selemah-lemahnya semut, kalau diinjak pasti melawan".
(Daliso Mangun Kusumo dkk. LPSAS Prospek, Penjara-Penjara Politik. 1999)

Pikiran yang bersih untuk hidup yang bersih, jagalah kepala anda sebersih dapur anda, berpikirlah positif setiap saat agar ketegaran mentalmu ada dan kamu dapat melewati rintangan yang menghalangi usahamu. Kita harus tangguh pada pikiran dan mental kita, sekalipun ada percik kebenaran dalam ucapan-ucapan klise ini, sering kali ada bahaya yang mendasar yang menyakiti disamping membantu. Ketangguhan memiliki makna terdalam, "keterpenuhan" (Will-Full-Ness), orang akan menempatkan dirinya untuk menghadapi keadaan sulit. (Seni Berbicara. Kenneth Wydro. 178-181).

Perbedaan berhasil sama gagal didapatkan pada sikap orang terhadap kemunduran, keputusasaan dan situasi yang mengecewakan.

Ada lima pedoman untuk membantu anda mengubah kekalahan menjadi kemenangan;

1. Pelajari kemunduran, untuk melicinkan jalan menuju keberhasilan. Ketika anda kalah, belajarlah, kemudian lanjutkan untuk menang pada kesempatan berikutnya.
2. Memiliki keberanian untuk menjadi kritikus diri sendiri, yang konstruktif (membangun,) selidiki kesalahan serta kelemahan anda dan kemudian perbaiki, ini akan membawa anda pada kesuksesan yang besar.
3. Berhenti menyalahkan nasib, periksa setiap kemunduran, cari tahu apa yang berjalan keliru. Ingat, menyalahkan nasib tidak pernah membawa orang kepada tujuan yang di tuju.
4. Gabungkan kekuatan dan eksperimen, tetaplah dengan cita-cita anda, tetapi jangan benturkan kepala anda ke dinding batu. Cobalah pendekatan baru dan bereksperimenlah.
5. Ingat ada sisi baik dalam setiap situasi, carilah sisi baik itu dan lihatlah sisi yang baik itu serta tolaklah rasa frustasi.

David J. schwartz, berpikir dan berjiwa besar, 323-346.

03 Maret 2009

METODE PEMBERDAYAAN DIRI

METODE PEMBERDAYAAN DIRI


Mari kita lihat bagaimana caranya

  1. Kita harus mencoba dan mencari sebab dari kesalahan yang menyebabkan kegagalan kita

  2. Setelah diketahui penyebabnya, kita harus mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya

Ada beberapa cerita yang dapat digunakan sebagai contoh disini;

Seorang dokter melakukan pengecekan dan kemunduran untuk melicinkan jalan menuju kesehatan dan hidup yang lebih lama ketika seorang pasien meninggal dunia karena suatu sebab yang kurang begitu jelas, dokter melakukan pemeriksaan mayat untuk menyingkapkan keraguan apapun. Dengan ini mereka banyak belajar tentang fungsi tubuh manusia, akhirnya nyawa orang lainpun bisa terselamatkan.

Pelatih sepak bola yang teamnya lebih banyak memenangkan pertandingan ketimbang kalah, selalu memeriksa setiap rincian permainan bersama para pemain untuk menujukan setiap kesalahan mereka. Beberapa pelatih mempunyai bebrapa liputan film yang dibuat pada setiap pertandingan, sehingga benar-benar melihat gerakan yang busuk. Tujuannya; memainkan pertandingan berikut dengan lebih baik.

Rahasia keberhasilan dan kemajuan adalah; selamatkan sesuatu dari kemunduran. Ketika kemunduran itu mendera diri kita secara pribadi, impuls kita yang petama sering kali adalah menjadi terganggu secara emosional sehingga kita gagal untuk memetik pelajaran dari kegagalan atau kemunduran kita itu sendiri.

Pada tanggal 15 Maret 1945; W. Colvin Williams berjalan dibelakang sebuah Tank di Francis, kemudian tanpa disadari tank tersebut melindas ranjau, meledak dan membutakan kedua matanya secara permanen. Akan tetapi kejadian ini tidak menghentikan tekad Williams untuk mengejar tujuannya agar menjadi pendeta dan penasehat. Ketika ia lulus dan dengan gelar penghormatan, Williams mengatakan ia menganggap kebutaannya "sebenarnya akan menjadi aset atau keuntungan dalam karier saya. Oleh sebab itu saya tidak akan pernah menilai orang berdasarkan penampilan. Kebutaan saya tidak membuat saya memutuskan diri dari seseorang karena penampilannya, saya ingin menjadi orang yang setiap orang dapat mendekati dan merasa aman untuk mengekspresikan diri".

Inilah contoh kehidupan yang luar biasa bahwa kekalahan yang terasa kejam dan getir berubah menjadi kemenangan karena kekalahan hanyalah keadaan pikiran, tidak lebih dari itu. Manusia adalah makhluk aneh, kita cepat menerima penghargaan penuh untuk kemenangan kita, ketika kita menang, kita ingin dunia mengetahui kemenangan kita. Memang wajar untuk menginginkan orang lain memandang kearah anda dan mengatakan "itu dia orang yang berhasil mengerjakan ini dan itu". Akan tetapi, sangat cepat untuk menyalahkan orang lain untuk tiap kemunduran yang terjadi. Memang benar bahwa didalam dunia yang kompleks ini orang lain ingin merugikan kita, akan tetapi lebih sering lagi kita merugikan diri kita sendiri. Kita merugikan diri kita sendiri karena kekurangan pribadi; beberapa kesalahan pribadi.

Anda Ingin Sukses?

Ingatkan diri anda sendiri bahwa anda ingin menjadi sesempurna mungkin secara manusiawi. Bersikaplah positif, berdirilah dimuka "Cermin" dan lihatlah diri anda sebagaimana pihak ketiga yang tidak memihak akan memandang situasinya. Apakah anda punya kelemahan yang tidak pernah anda lihat sebelumnya? Jika anda punya; maka ambilah tindakan untuk mengoreksinya. Mengkritik diri adalah konstrutif, tindakan ini membantu anda untuk mengembangkan kekuatan pribadi dan efisiensi yang diperlukan untuk sukses. Kritiklah diri sendiri secara konstruktif; jangan melarikan diri dari kekurangan, cari tahulah kelemahan dan kesalahan anda dan perbaiki. Jangan menyalahkan orang lain karena itu bersifat merusak, anda sama sekali tidak mendapatkan apapun dengan"membuktikan" bahwa orang lain itu salah dan diri anda paling benar. Berusahalah mencari-cari kesalahan diri anda, agar anda dapat mengatakan pada diri anda sendiri "inilah alasan lain mengapa saya salah".

Elbert Hubbard pernah mengatakan, "orang gagal adalah orang yang berbuat kesalahan besar, tetapi tidak dapat memanfaatkan pengalaman tersebut".

Sering kita menyalahkan nasib untuk kekalahan, kita mengatakan, "Ah, memang sudah harus demikian" dan membiarkan begitu saja. Berhentilah menyalahkan nasib dan berpikirlah. Segala sesuatu tidak bergerak kearah tertentu tanpa alasan yang pasti. Nah dari pada menyalahkan nasib, marilah kita teliti kembali sebab-sebab kekalahan itu, jika anda kalah, belajarlah dari kekalahan yang anda alami. Banyak orang menjalani kehidupan untuk menjelaskan kehidupan mereka yang biasa-biasa saja dengan "nasib sial", "nasib buruk". Jika anda salah satu dari mereka, maka anda adalah anak-anak, tidak matang mencari simpati. Tanpa disadari, anda telah gagal melihat peluang untuk tumbuh lebih besar, lebih kuat dan lebih percaya diri. Berhentilah menyalahkan nasib, karena menyalahkan nasib tidak membawa kita ke tempat yang kita tuju.

Ketekunan dan Eksperimen

Jika anda ingin berhasil dan sukses, maka; bertekun dan bereksperimenlah agar anda akan tahu sampai dimana kegagalan dan keberhasilan yang anda alami. Tetapi ketekunan bukanlah menjadi jaminan. Thomas Alfa Edison, bertekun dan menjalankan tujuannya untuk menyalakan bola lampu, tetapi disamping itu dia juga menggabungkan ketekunan dengan eksperimen sehingga ia dapat berhasil. Banyak orang ambisius menjalani hidup dengan ketekunan luar biasa dan memperlihatkan ambisi, tetapi mereka gagal untuk berhasil karena mereka tidak mau bereksperimen. Dengan pedekatan, baru orang yang memiliki ketekunan luar biasa, yang dapat menangkap dan tidak mau melepaskannya, mempunyai kualitas sukses yang esensial.

Berikut adalah dua saran untuk mengembangkan kekuatan yang lebih besar untuk bereksperimen;

  1. Katakan kepada diri anda sendri, "pasti ada jalan".karena semua pikiran bersifat magnetis, karena manusia hidup hanya sebatas pikiran

  2. Ambil nafas dan mulailah sekali lagi (bangkit dan lakukan apa yang telah membuatmu jatuh dan gagal) dengan cara baru lewat eksperimen yang anda lakukan sebelumnya tentang hal tadi.

Perbandingan Persatuan Perjuangan


Perbandingan Persatuan Perjuangan (PP) Indonesia – Persatuan Perjuangan Papua

Untuk perjalanan persatuan perjuangan ini, saya mempunyai sedikit gambaran bagaimana kalau kita bekerja sama dengan organisasi-organisasi sosial yang ada di daerah, namun dibalik semua yang kita lakukan ada maksud dan tujuan tertentu yang kita perlu rahasiakan, maksud yang besar yang tidak boleh diketahui orang atau lembaga yang bekerja sama dengan kita.

Kekalahan dan kemunduran kita adalah pelobi atau diplomat-diplomat kita yang ditempatkan di luar negeri, hampir semuanya yang hanya berpikir tentang kepeentingan diri sendiri ketimbang berpikir untuk perjuangkan hak-hak dasar rakyat, hanya mencari nama dimata internasional (tidak 100% untuk kepentingan rakyat).

Mahasiswa merupakan tulang punggung dari suatu daerah dalam arti bahwa jika mahasiswa itu sendiri mau untuk adanya suatu perubahan maka pasti perubahan itu akan terjadi, namun yang saya bingungkan disini adalah mahasiswa asal Papua yang mana selalu hanya mau untuk berdiam diri ketimbang bergerak. Padahal jika kita berpikir kembali bahwa kita dari Papua dan hal ini terjadi disana maka sudah seharusnya mereka harus berjuang atau turut bercokol dalam Persatuan Perjuangan kita bersama. Karena jika hal ini terwujud maka kita semua juga yang akan menikmati.

Perkembangan Sosial

Masyarakat bukanlah suatu entitas yang abstrak, masyarakat adalah nama yang diciptakan untuk mengacu pada totalitas hubungan dimana manusia hidup. Hubungan sosial ini mengungkap cara manusia melakukan hal bersama, jenis antagonisme dan konflik yang terjadi diantara mereka, intuisi dan aturan perilaku yang dibuat demikian untuk mengatur interaksi antara mereka. Dengan demikian, dalam mempelajari masyarakat, kita mempelajari perubahan perilaku orang yang diperlukan. Dalam proses itu kita dapat mengetahui pola pikir atau tindakan yang berasal dari perubahan dalam diri masing-masing manusia.

Teori Marxisme tentang perubahan sosial, dikenal dengan konsepsi sejarah materialis atau materialisme historis. Pada konsep materialis historis ini ada hal yang perlu kita ketahui, juga tentang perkembangan sosial dan pula perkembangan diri individu. Proses dimana manusia memperoleh mata pencahariannya dari dunia luar (sandang, pangan, dan papan)
(99-100. Marxisme Dan Psikoanalisis, Reuben Osborn)

Ketika kita melihat dan membaca sepengal dari cerita diatas maka kita akan mendapatkan satu kata tentang, bagaimana membangun diri kita untuk berinteraksi dengan orang lain. Kita harus mampu untuk mengembangkan diri kita sendiri, seingga dapat bersaing dan mampu meraih point demi point kemenangan kita yang telah tertunda lama. Kita sebagai manusia dan juga makhluk sosial, namun disisi lain kita adalah individu juga. Semua itu tergantung dari diri kita masing-masing sekaranng mau berkembang atau tidak.

Saya mulai pesimis dengan melihat sikap beberapa teman Papua yang oportunis (tidak ambil pusing ) namun disi lain hanya mau memanfaatkan keringat orang lain dan tak mau untuk bergeraka dan mengembangkan dirinya, padahal jika dilihat, banyak hal yang dapat dilakukan atau dikerjakan guna dapat mencapai tujuan kita bersama.

Seperti yang dikatakan Karl Marx menggunakan logika atas teori materialisme itu sendiri, ia mendefinisikan negara sebagai "hasil pernyataan perjuangan kelas yang tidak dapat didamaikan"(The State Is The Product And The Manifestation Of The Irreconcilability Of Class Antagonism). Sementara Itu Engels Dalam Bukunya Yang Berjudul Der Uspung Der Familie, The Privatiegentums Und Des State (1984), menyebutkan bahwa; negara adalah hasil masyarakat pada suatu tingkat kemajuannya, negara adalah suatu pengakuan bahwa masyarakat ini sudah terlibat dengan pertentangan dengan dirinya sendiri sehingga tidak dapat diselesaikan lagi; sampai negara itu terbelah dua dalam pertentangan dendam kesumat tidak dapat disingkirkan lagi.

Menurut Karl Marx, negara tidak lebih hanya sebagai alat pemaksa yang pada saatnya akan hilang dengan sendirinya, seiring dengan berkembangnya masyarakat. Bahasa populer yang digunakan adalah " The State Is Nothing But A Machine For The Operation For One Class By Another". Negara adalah suatu mesin yang digunakan oleh kelas lain untuk menindas kelas lain. Sebagaimana diungkapkannya;
"As long as the ploretariat still needs the state, it need it not in the interest of freedom but for the purpose of croushing is antagonists; ang as soon at is becomes posible to speak of freedom, then the state, as such, ceases to exist". (selama kaum ploretar masih memakainya, negara mereka tidak mengekangnya untuk memperjuangkan kebebasan tetapi untuk menindas lawan-lawan, dan pada saat tercapainya maksud tertentu tadi maka kebebasan negara akan lenyap dengan sendirinya).

Prinsip Berbicara (Rencana Dan Strategi)

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kehilangan beberapa prinsip berbicara efektif, prinsip pertukaran interpersonal positif dan prinsip kehidupan yang memuasakan. Biasanya kita terjebak dalam dead line dan tekanan dalam mencari kehidupan, sehingga kita lupa bagaimana menjalankan kehidupan. Hal ini terjadi bukan karena anda kekurangan talenta, kurang mampu, dan kurang kreatif. Tetapi anda belum mengetahui bagaimana memulai, dan mengerti serta mempercayai kekuatan-kekuatan dasar diri anda dan alam semesta. Karena otak bagai bola lampu dan stop kontak, sehingga anda harus percaya pada kemampuan anda untuk menyalakan lampu anda sendiri, tidak peduli apa yang terjadi di sekeliling anda maupun apa yang terjadi pada diri anda.

Untuk membangun rumah impian anda (apa yang di inginkan), pertama-tama anda membutuhkan Rencana. Untuk memenangkan suatu kejuaraan, anda harus menjalankan Strategi. Sudah seharusnya yang ada pertama dalam benakmu adalah rencana dan strategi sebagai pikiran, konsep, atau visi tentang bagaimana sesuatu itu bisa terjadi. Beegitu anda secara sengaja berniat untuk menggunakan pengalaman kekalahan masa lalu sebagai motivasi untuk mengembangkan diri dan bukan sebagai alasan untuk membatasi, maka anda akan sampai pada kekuatan kreatif anda. Begitu anda berkonsentrasi terhadap posibilitas dan bukan probabilitas, maka anda akan menjernihkan visi dan anda akan dekat pada kesuksesan. Karena tidak ada orang lain yang mampu merintangi jalan anda selain pikiran dari diri anda sendiri.

Ketika anda bekerja dengan sebuah rencana, dan berusaha agar dapat melaksanakan rencana tersebut maka talenta anda akan naik kepuncaknya.

Ketika anda berpikir dalam beberapa level sekaligus, anda akan meningkatkan produktifitas anda, dan merasa lebih baik dengan diri anda. Anda akan memproduksi lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik, jika visi dan benak anda jernih.

(Kennet Wydro, Seni Berbicara; 2005, Cinta Pena, hal 97-99)

02 Maret 2009

Pembangunan Politik



Lanjutan; MATERI PEMAHAMAN POLITIK


A.Pembangunan Politik

dalam pembangunan politik, setidaknya ada 2 peristiwa besar yang mendorong munculnya studi pembangunan politik.

1.Lahirnya negara-negara baru dunia ke tiga pasca perang dunia ke II, terutama di Asia, Afrika, Amerika Selatan, yang tentu saja menjadi tantangan baru bagi ilmuan untuk melakukan kajian politik diwilayah itu, masalahnya mengkaji tentang perubahan pololitik atau penerapan sistem politik beserta infrastruktur yang menopangnya.
2.Berkembangnya studi area dan revolusi behavioralisme dalam ilmu politik, yang ditandai dengan upaya serius para ilmuan politik untuk mengkombinasikan kecermatan teoritik dan metodologi untuk melakukan penelitian empirik lintas nasional yang bisa menghasilkan generasi universal dan komparatif.
Konon komite perbandingan politik pada badan penelitian ilmu-ilmu sosial menggelar konfrensi dan publiksasi yang didesain untuk membawa pengetahuan dan pengalaman baru tentang pola dan problem pembangunan (politik). Hal ini menumbuhkan sebuah keyakinan bahwa pembangunan diwilayah dunia ketiga tidak bisa diselesaikan hanya dengan campuran kebijakan ekonomi, tetapi juga dengan lembaga-lembaga politik guna memobilisasi dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), sebab variabel-variabel politik sama pentingnya dengan variabel ekonomi. Walaupun demikian para ilmuan ini sadar bahwa masih ada banyak problema yang harus dapat terselesaikan; problem pertama yang dihadapi adalah:

1.Bagaimana mendefinisikan pembangunan politik, karena sejauh karya-karya tentang politik yang bertebaran menunjukan bahwa definisi politik sangat fragmentasi, antara lain karena istilah "Pembangunan Politik" punya makna positif sehingga para ilmuan politik cenderung menerapkan pada hal-hal yang mereka anggap penting dan diperlukan. Bagi ilmuan politik, konsep pembangunan politik lebih memberi fungsi legitimasi di masyarakat ketimbang memberi fungsi analitis. Selain itu karena Pembangunan Politik (PP) merupakan aspek-aspek modernisasi, ia menjadi sebuah gagasan maupun proses yang luas dan kompleks. Pembangunan politik harus dimaknai dan diukur dengan banyak kriteria.

Lucian Pye, misalnya membuat sepuluh kriteria untuk mendefinisikan pembangunan politik, yakni;

1.Pembangunan Politik, sebagai prasyarat politik bagi pembangunan ekonomi
2.Pembangunan Politik, sebagai ciri khas kehidupan politik masyarakat industri
3.Pembangunan Politik, sebagai modernisasi politik
4.Pembangunan Politik, sebangai operasi negara bangsa
5.Pembangunan Politik, sebagai pembangunan administrasi dan hukum
6.Pembangunan Politik, sebagai mobilisasi dan partisippasi massa
7.Pembangunan politik, sebagai pembinaan demokrasi
8.Pembangunan Politik, sebagai stabilitas dan perubahan yang teratur
9.Pembangunan Politik , sebagai mobilisasi dan kekuasaan
10.Pembangunan Politik, sebagai satu segi proses perubahan sosial yang multidimensional.

Selain sepuluh kriteria tadi, Pye juga mengedepankan tiga dasar dan jantung pembangunan politik; peningkatan persamaan (equality) yang menyangkut masalah partisipasi, demokratisasi, keadilan hukum dan rekruitmen didasarkan hasil yang dicapai; kapasitas (capacity) yang berkaitan dengan prestasi aparat birokrasi, efektifitas dan efisiensi implementasi kebijakan publik, reformasi dan rasionalisasi administrasi serta diferensiasi dan spesialisasi yang behubungan dengan disentralisasi, spesialisasi fungsi, dan integrasi elite.

Mendirikan Persatuan Perjuangan

Jika kita mau terbuka dengan perjuangan pergerakan kita yang ada, maka saya mau mengatakan atau melansir (menyambung) sedikit dari perjuangannya sang legendaris-pejuang negara Republik Indonesia ini, yaitu (Tan Malaka), yang dengan segala pengorbanan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan Indonesia. Walaupun ia dikecam akan dibunuh oleh tentara kolonial Belanda, namun pada akhirnya diasingkan dari Indonesia dan disekolahkan di negara kincir angin tersebut.


Pada tahun-tahun setelah kemerdekaan Indonesia terwujud, Tan Malaka yang putra asli Minangkabau ini berkeliling Jawa untuk mengobarkan semangat revolusi. Ia meyakinkan massa rakyat tentang akan datangnya tentara Belanda dan sekutu ke tanah air. Tan Malaka berkeinginan untuk mengorganisir massa rakyat agar melakukan perlawanan kepada Belanda. Bulan November Tan Malaka ke Surabaya dan menyaksikan pertempuran yang sangat hebat, dan sangat heroik dari komponen rakyat Indonesia. Melihat semangat yang luar biasa dari rakyat untuk mempertahankan Republik Indonesia, Tan Malaka menjadi heran, kenapa justru pemerintah menjadi pengecut dan memilih jalan perundingan dibanding perlawanan dengan senjata. Pertempuran yang hebat membuat ia berpikir untuk mempersatukan gerakan-gerakan massa rakyat yang sudah ada secara rapi, kemudian ia menawarkan ide itu kepada tokoh-tokoh politik saat itu, sehingga pada tanggal 4-5 Januari 1946, di Purwokerto terjadi pertemuan yang kemudian mengkonsolidasi 138 organisasi baik sipil maupun militer, mereka kemudian berhimpun dalam organisasi Persatuan Perjuangan yang disingkat (PP). salah satu orang penting dalam pertemuan tersebut adalah panglima besar Jenderal Soedirman yang memberikan dukungan. Dalam waktu yang relatif singkat Persatuan Perjuangan (PP) dapat berkembang secara cepat.
(Fahsin M Fa’al – Negara dan Revolusi Sosial, 2005, hal.55. Ressist Book Yogyakarta)

Nah jika dilihat dari kutipan diatas, penulis mau sampaikan bahwa "gerakan kita yang ada sudah bagus" yang menjadi masalah atau problem sekarang ini adalah bagaimana tindakan dan seberapa pedulikah diri anda sebagai individu maupun makluk sosial menanggapi perjuangan pergerakan yang ada sekarang. Bagaimana cara anda akan mengembalikan kepercayaan kawn-kawan kita yang selama ini sangat pasif dengan gerakan yang ada, kemudian kita sudah seharusnya untuk bangga dan percaya diri bahwa kita telah melakukan sesuatu yang sangat berharga bagi rakyat, yang selama ini masih tertindas oleh rezim pemerintah yang ada dan berjalan selama ini.

Kita tahu bahwa tidak mungkin sebuah negara merelakan negara jajahannya dengan gampang, namun masih ada jalan lain yang dapat kita tenpuh. Walupun demikiian kita juga harus sadar bahwa negara ini mempunyai cara lain untuk meredam teriakan-teriakan kita sekalipun itu adalah hak kita (M), contohnya yang terjadi dan dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat itu terhadap rakyatnya sendiri.

Satu hal tentang persatuan organisasi, kita telah melakukan, tinggal sekarang bagaimana dengan orang-orang yang bergerak dalam organisasi ini, apakah benar-benar bersih dan ingin berjuang untuk rakyat? Jika kelihatan bahwa masih belum bersih semuanya maka mari kita pangkas bersama, karena ada pepatah yang mengatakan "sekejam-kejamnya musuh, tetapi lebih kejam musuh dalam selimut". Karena sepandai apapun anda dapat menyamar, jika musuh dalam selimut itu masih berkrliaran maka percuma saja kita melakukan penyamaran itu. Satu hal lagi yang dianggap perlu kita lakukan dalam Persatuan Perjuangan di atas tadi adalah "kita harus yakinkan diri kita, bahwa kita harus Merdeka". Kemudian kita jangan hanya diam dan selalu berdoa, tetapi bagaimana kita mau bekerja menunjukan kepada publik bahwa hal ini, seperti in, yang terjadi disana rakyat kami ditindas, diintimidasi, kaum perempuan kami diperkosa dan diperlakukan tidak senonoh (tidak sesuai dengan dasar negara kita Pancasila, sila ke dua) setelah itu dilakukan hak-hak rakyat kami dirampas dengan paksa, rakyat di stigmatisasi sebagai pengacau keamanan (GPK) dan separatis, maka itu kami ingin "Merdeka". Sebab semua yang terjadi disana adalah permainan dari pemerintah sebagai penguasa negara ini, guna melegal formalkan cita-cita mereka untuk mengeruk kekayaan alam kami yang ada dan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan mereka (korupsi berantai dengan elit politik lokal) dari zaman orde baru hingga sekarang.