14 Maret 2009

materi lanjutan

Bagaimanapun juga, peran koran seharusnya tidak terbatas pada penyebaran ide-ide, pendidikan politik, dan pada pendaftaran sekutu-sekutu politik. Sebuah koran tidak hanya melakukan propaganda dan agitasi kolektif, tetapi juga harus menjadi organisator kolektif. Dalam hal terakhir ini mungkin bisa disamakan dengan rancah yang mengelilingi bangunan dalam proses konstruksi, yang menandai bentuk struktur bangunan dan memudahkan komunikasi di antara para pembangunnya, sehingga mereka bisa mendistribusikan pekerjaan dan memandang hasil-hasil yang dikerjakan oleh tenaga mereka yang terorganisir. Dengan bantuan koran itu, sebuah organisasi yang permanen akan berkembang secara alamiah. Organisasi ini akan berperan tidak hanya dalam aktivitas lokal, tetapi dalam pekerjaan umum yang reguler, dan akan melatih para anggotanya untuk mengamati kejadian-kejadian politik secara telaten, menafsir artian dan pengaruh mereka dalam berbagai macam strata penduduk, dan memgembangkan taktik-takik efektif bagi partai revolusioner itu untuk mempengaruhi kejadian-kejadian tersebut.

Pekerjaan teknis seperti mempersiapkan berita-berita buat koran ini serta mempromosikan dan menyebarluaskanya akan memerlukan sebuah jaringan kerja agen-agen lokal partai itu, yang akan berkomunikasi secara teratur satu sama lain, selalu mengetahui tentang keadaan-keadaan umum, terbiasa untuk menjalankan fungsi-fungsi mereka secara rinci dan teratur di seluruh Rusia, dan menguji kekuatan mereka dalam menggelar berbagai aksi revolusioner.

Jaringan agen[*] ini akan membentuk kerangka sebuah organisasi seperti yang kita butuhkan. Cukup luas dan bersegi ganda demi menjalankan sebuah pembagian kerja yang teliti dan terperinci; dan sangat kuat supaya mampu meneruskan pekerjaannya secara mandiri dalam keadaan apa pun bahkan di hadapan perubahan yang sangat mendadak, atau situasi yang amat berbelit-belit, atau dalam situasi tak terduga. Di satu pihak cukup fleksibel untuk menghindari perang terbuka melawan musuh yang sangat besar, ketika musuh itu sudah memusatkan seluruh kekuatan mereka di satu titik; tetapi di lain pihak mampu mengambil kesempatan baik, dan menyerang musuhnya ketika mereka tidak terlalu menyadarinya

Sekarang, kita menghadapi tugas yang relatif mudah yaitu mendukung demonstrasi-demonstrasi mahasiswa di jalanan kota-kota besar; esok, kita mungkin menghadapi tugas berat dalam menyokong, contohnya, gerakan para penganggur di daerah-daerah tertentu; dan hari berikutnya, kita harus berada di pos-pos kita untuk memainkan peranan revolusioner dalam pemberontakan petani. Sekarang, kita harus mengambil keuntungan dari panasnya situasi politik akibat kampanye pemerintah menentang Zemstvo [parlemen boneka]; esok bisa jadi kita harus mendukung ketidakpuasan rakyat terhadap seorang perwira Tsaris yang gila dan buas, dan menyokong, dengan cara-cara pemboikotan, ungkapan ketidakpuasan serta demonstrasi-demonstrasi, dan lain sebagainya, untuk begitu mempersulit dia, sehingga dia bisa dipukul mundur secara terbuka. Tingkat kesiapan untuk bertempur yang demikian hanya dapat dibangun di atas basis aktifitas konstan pasukan reguler. Jikalau kita menggabungkan kekuatan untuk memproduksi satu koran bersama, maka pekerjaan demikian akan melatih dan memajukan tidak saja para propagandis yang paling terampil, akan tetapi juga organisator-organisator yang paling cakap, para pemimpin partai politik yang paling berbakat dan mampu meluncurkan, pada saat yang tepat, ajakan pertempuran yang menentukan serta memimpinnya.

Sebagai penutup beberapa kata-kata untuk menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin timbul. Secara terus menerus kita telah berbicara tentang persiapan yang sistimatis dan terencana, namun sama sekali bukan maksud kita bahwa otokrasi dapat ditumbangkan hanya oleh pengepungan reguler atau serangan yang terorganisir.
Pandangan demikian akan menjadi menggelikan dan doktriner. Sebaliknya, adalah mungkin saja, dan secara historis lebih sering terjadi, bahwa otokrasi akan runtuh di bawah tekanan ledakan spontan atau komplikasi-komplikasi politik yang tak terduga sebelumnya, yang sebenarnya secara terus-menerus mengancam otokrasi itu dari segala sudut. Akan tetapi, sebuah partai politik yang ingin menghindarkan petualangan yang amat riskan, tidak boleh mendasarkan kegiatannya pada harapan ledakan dan komplikasi yang demikian akan terjadi. Kita harus menempuh jalan sendiri, dan haruslah secara tabah mengemban kerja reguler kita; dan makin berkurangnya kepercayaan pada faktor yang tidak bisa diduga sebelumnya, maka semakin berkurang juga kemungkinan kita terperangkap kelengahan yang disebabkan "perubahan historis" apapun.

10 Maret 2009

Prinsipnya organisasi-organisasi revolusioner

Pada prinsipnya kita belum pernah, dan tidak dapat, menolak teror. Teror adalah suatu bentuk aksi militer yang bisa jadi cocok sekali, dan bahkan sangat dibutuhkan, pada suatu saat tertentu di dalam pertempuran, dalam keadaan tertentu pasukan tempur serta kondisi-kondisi tertentu. Namun titik pentingnya adalah bahwa saat ini teror sama sekali tidak sedang diusulkan sebagai suatu operasi tentara yang aktif di lapangan, yang erat kaitannya dengan keseluruhan sistim perjuangan, tapi sebagai bentuk independen dari serangan tersendiri yang tidak terkait dengan tentara manapun. Tanpa suatu badan sentral, dan selama organisasi-organisasi revolusioner lokal masih lemah, teror tidak bisa menjadi lebih dari itu. Makanya kita menyatakan secara tegas bahwa dalam situasi sekarang ini, alat perjuangan semacam itu tidak pada tempatnya dan tidak cocok: itu mengalihkan perhatian para pejuang yang paling aktif dari tugas-tugas mereka yang sebenarnya, yang dari sudut pandang perjuangan keseluruhan adalah paling penting; dan akan memporakporandakan bukan kekuatan pemerintah melainkan kekuatan revolusioner. Kita hanya perlu mengingat tentang kejadian-kejadian belakangan ini. Dengan mata kepala sendiri kita melihat massa buruh dan "rakyat kebanyakan" terdorong maju dalam kancah perjuangan, sementara kaum revolusioner kekurangan staf-staf pemimpin dan organisator. Dalam situasi demikian, bukankah kita menghadapi bahaya bahwa, bila kaum revolusioner yang paling berenerji malah beralih ke terorisme, bahwa satuan-satuan penyerang, tempat satu-satunya kemungkinan untuk bersandar, diperlemah sebagai akibatnya? Bukankah kita menanggung risiko memutuskan jalinan kontak antara organisasi revolusioner dengan massa yang tersebar luas, yang sedang mengalami ketidakpuasan, sedang menuntut, sudah siap untuk berjuang, tapi lemah karena mereka kini tercerai berai? Padahal kontak tersebut satu-satunya jaminan bagi keberhasilan kita. Kita sama sekali tidak mengingkari pentingnya aksi heroik individual, tapi adalah wajib kita untuk memberikan peringatan keras agar jangan tergila-gila pada teror, menentangnya agar jangan sampai hal itu dijadikan alat perjuangan utama dan mendasar –– yang sekarang justru begitu banyak orang cenderung melakukannya. Teror tidak pernah menjadi operasi reguler militer; paling-paling dapat dipakai sebagai satu dari berbagai metode yang dipergunakan dalam suatu serangan yang menentukan. Akan tetapi dapatkah kita, sekarang ini, mengusulkan ajakan untuk mengadakan serangan yang menentukan seperti itu? Rabocheye Dyelo, nampaknya, berpendapat demikian. Paling tidak ia menyerukan: "Bentuklah barisan penyerang!" Tapi sekali lagi, seruan ini lebih mencerminkan emosi daripada akal sehat. Badan utama kekuatan militer kita terdiri dari para sukarelawan dan pemberontak. Kita hanya memiliki sedikit unit-unit kecil pasukan tempur reguler, yang bahkan belum termobilisasi; tidak terjalin erat satu dengan lainnya, dan juga belum terlatih untuk membentuk barisan tentara macam apapun, apalagi membentuk jajaran tempur. Mengingat semua ini, haruslah jelas bagi siapapun yang mampu memahami kondisi-kondisi umum perjuangan kita, dan yang mengingat kondisi-kondisi tersebut pada setiap "pembelokan" dalam perkembangan kejadian historis, bahwa semboyan kita sekarang ini belum bisa "maju dan menyerang, "akan tetapi harus "mengepung benteng musuh."Dengan kata lain: tugas utama partai kita bukan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada untuk menyerang sekarang juga, akan tetapi mengajak membangun sebuah organisasi revolusioner yang mampu menyatukan seluruh kekuatan dan mengarahkan pergerakan dalam praktek yang sebenarnya, bukan hanya sekedar nama. Yaitu, sebuah organisasi yang siap setiap saat untuk mendukung setiap protes dan kebangkitan, serta menggunakannya untuk membangun dan mengkonsolidasikan kekuatan tempur yang dibutuhkan bagi perjuangan yang menentukan.


Pelajaran yang dapat diambil dari kejadian-kejadian bulan Februari dan Maret [6] begitu mengesankan, sehingga agak kecil kemungkinannya sebuah ketidaksetujuan yang bersifat prinsip dengan kesimpulan tersebut. Namun apa yang kita butuhkan sekarang bukanlah suatu solusi masalah prinsipil, melainkan solusi yang praktikal. Kita harus jelas bukan hanya akan sifat dasar organisasi yang dibutuhkan serta tujuan tepat organisasi itu, tetapi harus mengelaborasi sebuah perencanaan pasti bagi sebuah organisasi, sehingga pembentukan organisasi itu dapat dikerjakan dari segala aspek. Mengingat masalah ini sangat mendesak, maka kami, pada bagian kami, akan mengajukan pada kamerad sekalian suatu rencana garis besar, yang akan dikembangkan secara rinci dan sangat teliti dalam sebuah pamflet yang sekarang sedang disiapkan pencetakannya.[7]


Menurut kami, titik tolak kegiatan kita, langkah pertama menuju organisasi yang dicita-citakan, atau, bisa dikatakan hal ini merupakan jalur utama yang -bila diikuti-memungkinkan kita secara pasti untuk mengembangkan, memperdalam dan memperluas organisasi tersebut, ialah pendirian sebuah koran politik yang menjangkau seluruh Rusia. Apa yang sangat kita butuhkan adalah koran. Tanpa koran kita tak akan dapat secara sistimatis menjalankan propaganda dan agitasi secara menyeluruh, konsisten dalam prinsip, yang mereupakan tugas utama dan tetap kaum Sosial-Demokrat secara umum, dan juga merapakan tugas yang paling mendesak pada saat ini, ketika minat pada politik dan masalah-masalah sosialisme telah bangkit di tengah-tengah sebagian besar penduduk. Sebelumnya, tidak pernah ada kebutuhan yang begitu besar seperti sekarang ini untuk memperkuat agitasi yang disebarkan oleh aksi-aksi individual, selebaran lokal, pamflet-pamflet, dan sebagainya, dengan cara agitasi sistimatis dan luas melalui terbitan pers reguler. Bukanlah sesuatu yang dilebih-lebihkan kalau dikatakan bahwa frekwensi dan keteraturan pencetakan suatu koran (serta distribusinya) dapat dijadikan sebuah kriteria yang tepat mengenai sebagus apa sektor yang paling utama dan esensial dari aktivitas-aktivitas militan kita ini dibangun. Lebih jauh lagi, koran kita haruslah koran yang dapat menjangkau seluruh Rusia. Jika kita gagal, dan selama kita gagal, menggabungkan usaha-usaha kita untuk mempengaruhi rakyat dan pemerintah dengan menggunakan kalimat-kalimat cetakan, maka hanya akan menjadi utopia semata untuk berpikir tentang mengkombinasikan cara-cara lain yang lebih kompleks, sulit, tetapi yang juga lebih meyakinkan guna meluaskan pengaruh. Secara ideologis, sebagaimana juga dalam praktek dan dalam pengertian-pengertian organisasi, pergerakan kita menderita kerugian besar disebabkan pergerakan kita ini berada dalam kondisi tercabik-cabik, juga disebabkan karena mayoritas luas –– bahkan hampir-hampir seluruhnya –– kaum Sosial-Demokrat terbenam pada kerja-kerja lokal, yang menyempitkan pandangan mereka, jangkauan aktivitas mereka, kesiapan dan kecakapan mereka dalam menangani kerahasiaan. Persisnya dalam keadaan terfragmentasi inilah kita harus melihat akar terdalam dari ketidakstabilan dan kebimbangan yang telah disebutkan tadi. Langkah pertama untuk mengatasi kelemahan ini, guna mentransformasikan pergerakan-pergerakan lokal menjadi satu di seluruh Rusia, haruslah berupa pendirian sebuah koran se-Rusia. Dan apa yang dibutuhkan adalah sebuah koran politik. Tanpa organ politik, suatu pergerakan yang pantas disebut pergerakan politik tidak mungkin di Eropa sekarang ini. Tanpa koran semacam itu kita tidak mungkin dapat memenuhi tugas kita –– tugas mengkonsentrasikan unsur-unsur ketidakpuasan dan protes politik, guna memperkokoh pergerakan revolusioner kaum proletar. Kita telah mengambil langkah pertama, kita telah membangkitkan suatu hasrat di dalam kelas buruh untuk melakukan pembongkaran "ekonomis", ialah tentang ikhwal pabrik; kini kita harus mengambil langkah berikutnya, yakni membangkitkan dalam setiap lapisan masyarakat yang melek politik sebuah hasrat untuk pembongkaran politis. Kita tidak boleh berkecil hati oleh adanya fakta bahwa saat ini suara-suara pengungkapan politis masih lemah, takut-takut, dan jarang terdengar. Hal ini bukan disebabkan kepatuhan sepenuhnya terhadap kelaliman polisi, melainkan karena orang-orang yang mampu dan siap mengadakan pengungkapan-pengungkapan politik tadi tidak memiliki mimbar untuk berbicara, tidak ada audiens yang haus dan bersemangat, mereka tidak melihat di manapun di antara massa kekuatan yang bisa menhantarkan keluhan mereka dalam menentang "kemahakuasaan" Pemerintah Rusia. Tapi sekarang semuanya sedang berubah dengan cepat. Ada kekuatan demikian – kaum proletar revolusioner yang sudah menunjukkan kesiapannya, tidak saja hanya untuk mendengarkan dan mendukung seruan demi perjuangan politik, akan tetapi juga bersedia ikut bertempur. Sekarang ini kita sudah mampu menyediakan sebuah mimbar buat mengekspos pemerintah Tsaris secara nasional, dan memang tugas kitalah untuk melakukannya. Mimbar tersebut haruslah koran Sosial-Demokrat. Kelas buruh Rusia, berbeda dari kelas dan strata lainnya dalam masyarakat Rusia, menonjolkan minat yang konstan serta luas dalam pengetahuan politik, dan menunjukkan secara luas dan terus menerus (tidak hanya dalam periode kerusuhan semata) kehausan atas literatur ilegal. Ketika minat massa semacam ini telah jelas, ketika pelatihan para pemimpin revolusioner yang berpengalaman telah dimulai, dan ketika konsentrasi kelas buruh membuat kelas itu penguasa yang sebenarnya di kampung-kampung buruh dan daerah-daerah perindustrian di kota-kota besar, maka bukan hal yang tidak mungkin untuk mendirikan sebuah koran politik. Melalui kaum proletar koran tersebut akan mencapai kaum borjuasi kecil perkotaan, pengrajin di pedesaan, dan kaum tani; dengan begitulah ia menjadi suatu koran politik milik rakyat.