07 Maret 2009

Dari Sana Kita Mulai


Dari Sana Kita Mulai

Dalam beberapa tahun-tahun belakangan ini, masalah "apa yang harus dikerjakan" telah menghadapkan Kaum Sosial-Demokrat Rusia secara sangat mendesak. Hal itu bukanlah masalah tentang jalan apa yang harus kita pilih (sebagaimana halnya pada akhir 1880-an dan awal 1890-an), akan tetapi tentang langkah-langkah praktek mana yang harus kita ambil pada jalan yang sudah dikenal, dan bagaimana langkah-langkah itu harus diambil. Ini adalah masalah tentang suatu sistem dan perencanaan kerja-kerja praktek. Dan harus diakui bahwa kita belum memecahkan masalah megenai karakter dan metode-metode perjuangan ini, sebuah masalah mendasar bagi sebuah partai yang aktivitasnya berupa praktek; hal ini masih menimbulkan perbedaan-perbedaan pendapat yang serius, yang menampakkan ketidaktetapan serta kebimbangan ideologis yang menyedihkan.

1. Di satu sisi, aliran "Kaum Ekonomis" yang jauh dari mati, sedang berupaya untuk membatasi dan menyempitkan kerja organisasi dan agitasi politik. Di pihak lainnya, kecenderungan eklektis yang tidak berprinsip bangkit kembali, dengan mengekor setiap "trend" yang paling akhir, dan tidak mampu membedakan antara tuntutan-tuntutan sementara dengan tugas-tugas pokok serta kebutuhan-kebutuhan permanen pergerakan secara keseluruhan. Sebagaimana kita ketahui, aliran ini telah memapankan dirinya dalam Rabocheye Dyelo.

2. Pernyataan terakhir jurnal ini mengenai "program", dalam satu artikel bombastis dengan judul yang sama bombastisnya, "Sebuah Pembalikan Sejarah" ("Listok" Rabochevo Dyelo No. 6

3. Secara tegas membuktikan penaksiran kami tentang hal ini. Baru kemarin mereka bercumbu-cumbuan dengan "Ekonomisme" dan dibuat geram oleh kutukan tegas dari pihak Rabochaya Mysl,

4. Sedangkan argumentasi Plekhanov tentang perlawanan terhadap Otokrasi dimoderasikan. Tapi kini, malah kata-kata Liebknecht dikutip: "Bila dalam 24 jam situasi berubah, maka taktik harus diubah dalam 24 jam." Terdapat omongan mengenai sebuah "organisasi yang kuat daya tempurnya" untuk menyerang langsung dan menyerbu otokrasi; mengenai "agitasi politik revolusioner di tengah massa" (alangkah enerjiknya kita sekarang -revolusioner sekaligus politis!); mengenai seruan "tiada henti-hentinya mengajak protes di jalanan,"; mengenai "berbagai demonstrasi di jalanan yang terang-terangan [sic!] berkarakter politis," dan selanjutnya, dan seterusnya.

Kita boleh-boleh saja menyatakan bahwa diri kita cukup senang Rabocheye Dyelo cepat menangkap program-program yang kita ajukan dalam terbitan pertama Iskra,

5. Yakni program ajakan membentuk sebuah partai yang kuat serta terorganisir dengan baik, yang bertujuan bukan hanya memenangkan konsesi-konsesi tertutup, tetapi bertujuan untuk juga mendobrak otokrasi itu sendiri; namun, kurangnya dasar cara pandang individu-individu itu tadi hanya bisa mengurangi kebahagiaan kita tersebut.

Tentulah, Rabocheye Dyelo sia-sia saja menyebutkan nama Liebknecht. Memang, taktik-taktik agitasi yang berkaitan dengan beberapa masalah tertentu, atau pun taktik-taktik yang berkaitan dengan beberapa detail organisasi partai, dapat diubah dalam 24 jam; akan tetapi hanya orang yang menyingkirkan segala prinsip lah yang punya kesanggupan berubah dalam dua puluh empat jam, ataupun dalam dua puluh empat bulan, pandangan mereka tentang perlunya -secara umum, konstan, dan absolut- sebuah organisasi untuk perjuangan dan agitasi politik di tengah massa.

Adalah konyol untuk mengajukan dalih situasi-situasi yang berbeda dan periode yang berubah-rubah: membangun sebuah organisasi perjuangan dan memimpin agitasi politik selalu menjadi masalah pokok di bawah sembarang situasi "membosankan, penuh kedamaian", dalam segala periode, tak peduli bagaimana pun ini ditandai oleh suatu "penurunan semangat revolusioner"; lebih lanjut, adalah tepatnya di dalam periode-periode yang begini dan di bawah situasi-situasi beginilah kerja-kerja yang demikian tadi itu amat sangat dibutuhkan, karena akan terlambat untuk membentuk organisasi di masa-masa terjadinya ledakan dan riuh-rendah pergolakan; partai harus berada dalam kondisi kesiagaan untuk beraksi sewaktu-waktu. "Ubah taktik-taktik dalam 24 jam!" Tapi untuk mengubah taktik-taktik, pertama-tama haruslah memiliki taktik-taktik itu; tanpa organisasi kuat yang teruji dalam perjuangan politik di segala situasi dan waktu, mustahillah sebuah rencana aksi yang sistimatis –– dituntun oleh prinsip-prinsip yang kuat dan dilaksanakan dengan teguh –– yang patut diberikan nama taktik. Mari kita tinjau permasalahannya; saat ini kita sedang dibilangi bahwa "konyunktur historis" menghadapkan partai kita kepada suatu permasalahan yang "sama sekali baru" –– yakni tentang masalah teror. Kemarin permasalahan yang "sama sekali baru" adalah tentang organisasi dan agitasi politik; sekarang, tentang teror. Tidakkah aneh mendengar orang-orang, yang telah begitu melupakan prinsip-prinsip mereka, membicarakan tentang suatu perubahan radikal dalam soal taktik?

Untunglah, Rabocheye Dyelo tidak benar. Persoalan tentang teror samasekali bukan masalah baru; cukuplah memaparkan kembali pandangan mapan kaum Sosial-Demokrat Rusia dalam menanggapi persoalan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar